medcom.id, Denpasar: Jauh sebelum penutupan lokalisasi Dolly, Bali sudah siaga untuk mengantisipasi kedatangan para mantan PSK Dolly.
Pasalnya, Bali, sejak lama dianggap memang memiliki potensi lahan baru yang bakal diburu para pekerja seks komersial (PSK) di Dolly yang jumlahnya lebih dari 1.000 orang.
Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta mengungkapkan pihaknya memberi atensi terhadap potensi eksodus 'alumnus' PSK dari kawasan Dolly Surabaya ke Bali.
Bali, kata dia, akan melakukan upaya-upaya pencegahan kedatangan para alumnus Dolly tersebut. Namun, karena dirinya sedang sibuk persiapan pilpres sebagai ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Provinsi Bali, langkah-langkah konkret mengatasi persoalan itu akan dilakukannya usai pilpres 9 Juli mendatang. "Setelah pilpres. Masih sibuk pilpres," kata Sudikerta di Kantor DPD Golkar Kamis (19/6/2014).
Sudikerta menjelaskan selama ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Namun hal itu akan efektif jika rutin dilakukan. Ia menambahkan pihaknya memperketat akses masuk pendatang untuk mengantisipasi eksodus PSK Dolly.
Pendatang yang masuk ke Bali, kata dia, harus jelas kartu identitasnya. Ketua DPD Golkar Bali itu juga mengimbau pemilik rumah kontrakan di Bali untuk waspada dan selektif menerima penghuninya. "Upaya mengantisipasinya harus melibatkan semua stakeholder," ujarnya.
Keputusan menunggu pilpres usai untuk melakukan upaya pencegahan eksodus alumnus Dolly itu dinilai terlambat. Sebab, ribuan PSK Dolly diketahui sudah mengincar lahan baru dan bergegas segera meninggalkan kawasan Dolly untuk melanjutkan 'karier' mereka. Bali merupakan pilihan teratas tempat yang akan mereka sasar.
medcom.id, Denpasar: Jauh sebelum penutupan lokalisasi Dolly, Bali sudah siaga untuk mengantisipasi kedatangan para mantan PSK Dolly.
Pasalnya, Bali, sejak lama dianggap memang memiliki potensi lahan baru yang bakal diburu para pekerja seks komersial (PSK) di Dolly yang jumlahnya lebih dari 1.000 orang.
Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta mengungkapkan pihaknya memberi atensi terhadap potensi eksodus 'alumnus' PSK dari kawasan Dolly Surabaya ke Bali.
Bali, kata dia, akan melakukan upaya-upaya pencegahan kedatangan para alumnus Dolly tersebut. Namun, karena dirinya sedang sibuk persiapan pilpres sebagai ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Provinsi Bali, langkah-langkah konkret mengatasi persoalan itu akan dilakukannya usai pilpres 9 Juli mendatang. "Setelah pilpres. Masih sibuk pilpres," kata Sudikerta di Kantor DPD Golkar Kamis (19/6/2014).
Sudikerta menjelaskan selama ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Namun hal itu akan efektif jika rutin dilakukan. Ia menambahkan pihaknya memperketat akses masuk pendatang untuk mengantisipasi eksodus PSK Dolly.
Pendatang yang masuk ke Bali, kata dia, harus jelas kartu identitasnya. Ketua DPD Golkar Bali itu juga mengimbau pemilik rumah kontrakan di Bali untuk waspada dan selektif menerima penghuninya. "Upaya mengantisipasinya harus melibatkan semua stakeholder," ujarnya.
Keputusan menunggu pilpres usai untuk melakukan upaya pencegahan eksodus alumnus Dolly itu dinilai terlambat. Sebab, ribuan PSK Dolly diketahui sudah mengincar lahan baru dan bergegas segera meninggalkan kawasan Dolly untuk melanjutkan 'karier' mereka. Bali merupakan pilihan teratas tempat yang akan mereka sasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)