medcom.id, Jakarta: Kalimantan Timur akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan tahunan Governor's Climate and Forests (CGF) Taskforce pada 2017. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pun bangga karena penunjukan itu menjadi apresiasi bagi provinsi yang tengah mengembangkan kualitas ekosistem di Indonesia tersebut.
Awang mengatakan CGF merupakan Forum Gubernur untuk Perubahan Iklim dan Kehutanan tingkat internasional. Kaltim, lanjutnya, menjadi koordinator CGF periode 2016-2017 berdasarkan pada pertemuan yang berlangsung di Guadalajara, Meksiko, Agustus lalu.
"Di penyelenggaraan tahun depan, sebanyak 35 negara bagian dan provinsi dari 10 negara akan ikut berkontribusi dalam pertemuan tahunan tersebut," kata Awang dalam peluncuran program Green Growth Compact (GGC) di Shangri-La Hotel Jakarta, Senin (26/9/2016).
Awang mengklaim kontribusi Kaltim itu selaras dengan program GGC yang diluncurkan pemerintah pusat. Ia juga menyebutkan Kaltim memiliki inisiatif untuk menyelamatkan ekosistem dengan menciptaka gerakan Kaltim Green.
Sejak 2008, lanjut Awang, Kaltim mengembangkan inisiatif untuk memperbaiki kerusakan lingkungan dan menciptakan alam yang berkualitas untuk generasi mendatang.
"Beberapa inisiatif yang kami gerakkan misalnya program karbon hutan berau atau PKHB dan restorasi ekosistem mangrove," kata Gubernur di acara yang juga dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar.
Melalui inisiatif itu, kata Awang, Kaltim mampu menurunkan emisi gas kaca sebesar 24 persen pada 2014. Penurunan itu hampir menyentuh target yaitu 29 persen.
Menteri Siti mengapresiasi inisiatif Kaltim Green. Ia pun menyarankan inisiatif itu dapat menular ke provinsi lain. Sehingga upaya mengurangi emisi gas rumah kaca pun dapat dilakukan lebih maksimal.
Baca: Menteri Siti Ingin Program Kaltim Hijau Menular ke Daerah Lain
Kaltim merupakan provinsi yang kaya dengan hutan hujan tropis. Hutan di Kaltim memiliki keanekaragaman hayati. Hutan menjadi rumah bagi 189 ribu jenis tumbuhan. Satu di antaranya anggrek hitam yang merupakan flora langka.
medcom.id, Jakarta: Kalimantan Timur akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan tahunan Governor's Climate and Forests (CGF) Taskforce pada 2017. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pun bangga karena penunjukan itu menjadi apresiasi bagi provinsi yang tengah mengembangkan kualitas ekosistem di Indonesia tersebut.
Awang mengatakan CGF merupakan Forum Gubernur untuk Perubahan Iklim dan Kehutanan tingkat internasional. Kaltim, lanjutnya, menjadi koordinator CGF periode 2016-2017 berdasarkan pada pertemuan yang berlangsung di Guadalajara, Meksiko, Agustus lalu.
"Di penyelenggaraan tahun depan, sebanyak 35 negara bagian dan provinsi dari 10 negara akan ikut berkontribusi dalam pertemuan tahunan tersebut," kata Awang dalam peluncuran program Green Growth Compact (GGC) di Shangri-La Hotel Jakarta, Senin (26/9/2016).
Awang mengklaim kontribusi Kaltim itu selaras dengan program GGC yang diluncurkan pemerintah pusat. Ia juga menyebutkan Kaltim memiliki inisiatif untuk menyelamatkan ekosistem dengan menciptaka gerakan Kaltim Green.
Sejak 2008, lanjut Awang, Kaltim mengembangkan inisiatif untuk memperbaiki kerusakan lingkungan dan menciptakan alam yang berkualitas untuk generasi mendatang.
"Beberapa inisiatif yang kami gerakkan misalnya program karbon hutan berau atau PKHB dan restorasi ekosistem mangrove," kata Gubernur di acara yang juga dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar.
Melalui inisiatif itu, kata Awang, Kaltim mampu menurunkan emisi gas kaca sebesar 24 persen pada 2014. Penurunan itu hampir menyentuh target yaitu 29 persen.
Menteri Siti mengapresiasi inisiatif Kaltim Green. Ia pun menyarankan inisiatif itu dapat menular ke provinsi lain. Sehingga upaya mengurangi emisi gas rumah kaca pun dapat dilakukan lebih maksimal.
Baca: Menteri Siti Ingin Program Kaltim Hijau Menular ke Daerah Lain
Kaltim merupakan provinsi yang kaya dengan hutan hujan tropis. Hutan di Kaltim memiliki keanekaragaman hayati. Hutan menjadi rumah bagi 189 ribu jenis tumbuhan. Satu di antaranya anggrek hitam yang merupakan flora langka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)
