Simposium Internasional ke-19 (SIPN XIX 2023) yang digelar Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) di Yogyakarta, Senin, 7 Agustus 2023. Istimewa
Simposium Internasional ke-19 (SIPN XIX 2023) yang digelar Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) di Yogyakarta, Senin, 7 Agustus 2023. Istimewa

Teknologi AR Dorong Kemudahan Analisis Manuskrip dan Naskah Kuno

Whisnu Mardiansyah • 07 Agustus 2023 19:48
Yogyakarta: Menteri Sekretariat Negara yang juga Ketua Majelis Wali Amanat UGM Pratikno, menyampaikan wajah Indonesia sangat luas, berpulau-pulau, dengan etnis yang berbeda-beda mewariskan pengetahuan dan budaya yang beragam melalui naskah, cerita rakyat atau folklor, serta tradisi masyarakat. Kehadiran teknologi yang canggih harus dioptimalkan untuk menelaah kajian kekayaan naskah-naskah kuno nusantara.
 
Hal itu disampaikan Pratikno dalam Simposium Internasional ke-19 (SIPN XIX 2023) yang digelar Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) bersama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universtias Gadjah Mada (UGM) dan Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa). 
 
Menurut Pratikno, pesatnya kemajuan teknologi tak bisa dihindari. Termasuk teknologi dokumentasi arsip atau naskah. Jika sebelumnya hanya terbatas pada digitalisasi atau mengautomasi suatu dokumen, hari ini, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), augmented reality (AR), dan sebagainya, dapat membantu pekerjaan analisis dan kreatif.

"Sebagai contoh, Augmented Reality (AR) memungkinkan manuskrip dan naskah-naskah kuno menjadi lebih mudah diakses dan dapat dipelajari dengan cara yang fun atau menyenangkan bagi siapa saja,” kata Pratikno dalam sambutannya lewat video di Yogyakarta, Senin, 7 Agustus 2023.
 
Baca: Pemkot Yogyakarta Ancam Sanksi ASN Tak Bikin Biopori Sampah
 
Pratikno melanjutkan masyarakat Indonesia dengan masing-masing kearifan lokalnya memiliki tantangan yang berbeda. Tantangan-tantangan inilah yang melahirkan pengetahuan, kearifan, strategi, dan juga lompatan kemajuan.
 
"Atas nama pribadi dan pemerintah, saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan MANASSA bersama FIB (UGM) untuk upaya menyelamatkan naskah-naskah kuno dan melestarikan budaya kita yang begitu kaya, peninggalan nenek moyang kita,” ucap Rektor UGM 2012-2017 ini. 
 
Di kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) Setiadi mengatakan, FIB UGM sebagia pusat pembelajaran dalam bidang humaniora. Ia mengapresiasi kegiatan seperti ini perlu diadakan guna menempatkan isu-isu humaniora dalam proses pembelajaran, pengajaran, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Hal ini kemudian dapat disinergikan untuk menjawab kebutuhan saat ini dan masa depan.
 
Dalam prosesnya, FIB selalu menggunakan pendekatan budaya sebagai acuan dan memastikan diri terbuka terhadap pembaharuan dari masa ke masa. Perkembangan revolusi industri 4.0 dan teknologi digital harus dioptimalkan dalam kajian-kaian ilmiah.
 
Ketua Umum MANASSA Munawar Holil menyampaikan kegiatan ini menjadi ajang saling berbagi ilmu, pengetahuan, serta pengalaman di bidang pengkajian naskah. Terkhusus, simposium ini juga menjadi waktu yang tepat untuk mengeluarakan keluhan para peneliti naskah-naskah kuno.
 
Ketua SIPN XIX 2023 yang juga merupakan Ketua Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa) Arsanti Wulandari menyampaikan simposium ini membuka kesadaran para penggerak, akademisi, peneliti ilmu budaya, untuk melihat potensi kolaborasi multipihak guna mencapai kemajuan dalam kajian filologi di Indonesia.
 
Dengan pendekatan yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman, simposium ini diharapkan dapat mempertajam kajian manuskrip yang inklusif lintas budaya. Meskipun, diakui Arsanti, simposium ini tidak serta merta menyelesaikan tantangan terkait pernaskahan di Indonesia.
 
"Namun, kami berharap bahwa hasil studi yang komprehensif dan relevan secara ilmiah ini dapat menjaga identitas nasional yang Pancasilais dalam dinamika berbangsa dan bernegara saat ini,” ucap Arsanti.
 
Sampai saat ini tercatat baru ada 11 naskah Nusantara yang diakui sebagai Memory of the World oleh UNSECO. Di antaranya ada I La Galigo, Babad Diponegoro, Negarakertagama, Hikayat Aceh dan lainnya. Harapannya naskah-naskah ini jangan hanya dikoleksi, namun dihidupkan nilai-nilainya, dikembangkan, dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan