Yogyakarta: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan upaya vaksinasi antraks dilakukan di sekitar lokasi penyebaran penyakit hewan tersebut, yakni di Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Ratusan ternak telah divaksinasi dan akan disusulkan tahapan vaksinasi berikutnya.
"Vaksinasi antraks sudah dilakukan, di antaranya 277 ekor sapi dan 298 ekor kambing," kata Kepala DPKP DIY, Sugeng Purwanto di Yogyakarta, Kamis, 6 Juli 2023.
Sugeng mengatakan stok vaksin antraks ada sebanyak 2.600 dosis, upaya pengajuan tambahan vaksin sudah mulai dilakukan. Selain itu prosedur pengajuan vaksin harus dimulai dari level kabupaten.
"Pengajuan vaksin berdasarkan permintaan dari kabupaten. Ada atau tidak ada kasus (antraks). Dari kabupaten kami ajukan ke pusat," kata dia.
Sugeng menyebut pengajuan vaksin tanpa mengacu di level bawah akan sulit dijalankan. Selain belum mengetahui jumlah kebutuhan, juga perlu mengetahui situasi di lapangan.
"Misalnya di Kabupaten Gunungkidul itukan dinamikanya cepat," ujarnya.
Saat ini, Dusun Jati, Desa Candirejo diisolasi sementara waktu. Khususnya pembatasan lalu lintas ternak karena di wilayah tersebut yang ditemukan kasus antraks.
Dinkes juga memastikan tak ada daging ternak keluar dari wilayah Dusun Jati, meski saat ini ternak yang terpapar antraks tak bertambah yakni 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing.
"Sekali lagi, isolasi, keluar-masuk hewan, itu paling penting dilakukan saat ini dan ke depan," jelasnya.
Di sisi lain, warga yang positif antraks mulai menunjukkan gejala. Salah satu warga bahkan sudah dirawat inap di RSUD Wonosari sejak Senin, 3 Juli 2023. Yang bersangkutan merupakan satu dari 87 warga Gunungkidul yang positif antraks.
"Warga di rumah sakit ini alami gejala (terpapar) antraks, seperti bengkak pada kulit, mual, dan panas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty
Ia menambahkan, 85 orang lain yang positif antraks masih terus dipantau kondisinya. mereka akan kembali diuji sampelnya.
"Besok (Jumat, 7 Juli) akan diambil sampel serumnya untuk kembali diuji di lab," terang dia.
Entomolog Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, Rega Dharmawan, mengungkapkan orang terpapar antraks yang perlu perawatan di rumah sakit diserang pada bagian pencernaan dan pernapasan. Sementara, bila gejala paparan antraks terjadi pada kulit tak perlu dirujuk ke rumah sakit.
"Kalau positif (antraks) diobati berdasarkan gejala. Kalau antraks kulit, diberikan obat. Kalau terjadi pada pencernaan dan pernapasan perlu dirujuk (ke rumah sakit)," imbuhnya.
Yogyakarta: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan upaya vaksinasi antraks dilakukan di sekitar lokasi
penyebaran penyakit hewan tersebut, yakni di Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Ratusan ternak telah divaksinasi dan akan disusulkan tahapan vaksinasi berikutnya.
"Vaksinasi antraks sudah dilakukan, di antaranya 277 ekor sapi dan 298 ekor kambing," kata Kepala DPKP DIY, Sugeng Purwanto di Yogyakarta, Kamis, 6 Juli 2023.
Sugeng mengatakan stok vaksin antraks ada sebanyak 2.600 dosis, upaya pengajuan tambahan vaksin sudah mulai dilakukan. Selain itu prosedur pengajuan vaksin harus dimulai dari level kabupaten.
"Pengajuan vaksin berdasarkan permintaan dari kabupaten. Ada atau tidak ada kasus (antraks). Dari kabupaten kami ajukan ke pusat," kata dia.
Sugeng menyebut
pengajuan vaksin tanpa mengacu di level bawah akan sulit dijalankan. Selain belum mengetahui jumlah kebutuhan, juga perlu mengetahui situasi di lapangan.
"Misalnya di Kabupaten Gunungkidul itukan dinamikanya cepat," ujarnya.
Saat ini, Dusun Jati, Desa Candirejo diisolasi sementara waktu. Khususnya pembatasan lalu lintas ternak karena di wilayah tersebut yang ditemukan kasus antraks.
Dinkes juga memastikan tak ada daging ternak keluar dari wilayah Dusun Jati, meski saat ini ternak yang terpapar antraks tak bertambah yakni 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing.
"Sekali lagi, isolasi, keluar-masuk hewan, itu paling penting dilakukan saat ini dan ke depan," jelasnya.
Di sisi lain, warga yang positif antraks mulai menunjukkan gejala. Salah satu warga bahkan sudah dirawat inap di
RSUD Wonosari sejak Senin, 3 Juli 2023. Yang bersangkutan merupakan satu dari 87 warga Gunungkidul yang positif antraks.
"Warga di rumah sakit ini alami gejala (terpapar) antraks, seperti bengkak pada kulit, mual, dan panas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty
Ia menambahkan, 85 orang lain yang positif antraks masih terus dipantau kondisinya. mereka akan kembali diuji sampelnya.
"Besok (Jumat, 7 Juli) akan diambil sampel serumnya untuk kembali diuji di lab," terang dia.
Entomolog Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, Rega Dharmawan, mengungkapkan orang terpapar antraks yang perlu perawatan di rumah sakit diserang pada
bagian pencernaan dan pernapasan. Sementara, bila gejala paparan antraks terjadi pada kulit tak perlu dirujuk ke rumah sakit.
"Kalau positif (antraks) diobati berdasarkan gejala. Kalau antraks kulit, diberikan obat. Kalau terjadi pada pencernaan dan pernapasan perlu dirujuk (ke rumah sakit)," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)