Cirebon: Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi korban pencabulan yang dilakukan oleh seorang guru agama di Cirebon, Jawa Barat.
Risma mengaku prihatin dengan peristiwa yang menimpa 11 anak tersebut. Ia mengaku mengetahui kasus tersebut dari media sosial dan pemberitaan.
"Saya tadi bertemu dengan anak-anak dan orang tuanya juga," ujar Risma di Cirebon, Senin, 20 Maret 2023.
Pada kesempatan tersebut, Risma meminta semua pihak turun dan tidak menyangkut-pautkannya dengan agama. Pun pendidikan para korban harus ikut dipikirkan.
"Jadi bukan karena masalah terhadap pendidikannya. Namun kenyamanan dari para anak-anak ini," ucap dia.
Risma mengaku sudah meminta kepada Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan untuk memberikan trauma healing kepada seluruh korban.
"Trauma healing akan dilakukan. Kami sudah meminta kepada dinas sosial dan pemberdayaan perempuan untuk melakukan hal tersebut," ujarnya.
Ia pun meminta para tokoh agama dan tokoh masyarakat mendukung para korban. Sebab bukan tak mungkin para korban pencabulan merasa ketakutan dan kehilangan kepercayaan diri. Apalagi masa depan anak-anak masih panjang dan perlu diperjuangkan.
"Para korban butuh dukungan, untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri," jelas dia.
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Cirebon Kota sebelumnya membekuk S (52) alias OB, guru ngaji yang tega mencabuli 11 muridnya sejak November 2022.
Pelaku mengakui meraba dan memegang alat vital korban dengan modus sengaja mengajar kelas berbeda dan memanggil siswa secara bergiliran.
S alias OB dikenakan pasal 76E juncto 82 ayat 1 undang-undang RI No 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cirebon: Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi
korban pencabulan yang dilakukan oleh seorang guru agama di Cirebon, Jawa Barat.
Risma mengaku prihatin dengan peristiwa yang menimpa 11 anak tersebut. Ia mengaku mengetahui kasus tersebut dari media sosial dan pemberitaan.
"Saya tadi bertemu dengan anak-anak dan orang tuanya juga," ujar Risma di Cirebon, Senin, 20 Maret 2023.
Pada kesempatan tersebut, Risma meminta semua pihak turun dan tidak menyangkut-pautkannya dengan agama. Pun pendidikan para korban harus ikut dipikirkan.
"Jadi bukan karena masalah terhadap pendidikannya. Namun kenyamanan dari para anak-anak ini," ucap dia.
Risma mengaku sudah meminta kepada
Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan untuk memberikan trauma healing kepada seluruh korban.
"Trauma healing akan dilakukan. Kami sudah meminta kepada dinas sosial dan pemberdayaan perempuan untuk melakukan hal tersebut," ujarnya.
Ia pun meminta para tokoh agama dan tokoh masyarakat mendukung para korban. Sebab bukan tak mungkin para korban pencabulan merasa ketakutan dan kehilangan kepercayaan diri. Apalagi masa depan anak-anak masih panjang dan perlu diperjuangkan.
"Para korban butuh dukungan, untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri," jelas dia.
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Cirebon Kota sebelumnya membekuk S (52) alias OB, guru ngaji yang tega
mencabuli 11 muridnya sejak November 2022.
Pelaku mengakui meraba dan memegang alat vital korban dengan modus sengaja mengajar kelas berbeda dan memanggil siswa secara bergiliran.
S alias OB dikenakan pasal 76E juncto 82 ayat 1 undang-undang RI No 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)