Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara Debby Kalalo (tengah) saat menggelar   konferensi pers Selasa, 12 Desember, di Manado.
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara Debby Kalalo (tengah) saat menggelar konferensi pers Selasa, 12 Desember, di Manado.

Sulut Bebas Difteri

Mulyadi Pontororing • 12 Desember 2017 18:01
Manado: Provinsi Sulawesi Utara bebas penyakit difteri pada 2017. Dari laporan 190 puskesmas tidak ditemukan kasus diferti di wilayah tersebut.
 
Meski begitu, Dinas Kesehatan setempat tetap waspada dengan munculnya kasus difteri yang saat ini tengah mewabah di sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir. 
 
"Sebelumnya memang ada satu kasus yang dicurigai, namun saat diperiksa dan dibawa ke laboratorium Makassar hasilnya negatif," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulut Debby Kalalo saat konferensi pers di kantornya Jalan 17 Agustus, Manado, Sulut. 

Deby memastikan, meski tidak ditemukannya kasus difteri di Sulut, pihaknya tetap melakukan antisipasi terkait dengan  penyakit tersebut. Seperti penyuluhan ke seluruh fasilitas di Sulut, razia imunisi, dan memberikan vaksin bekerja sama dengan seluruh pihak terkait, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta sekolah-sekolah.
 
"Razia imunisasi yang dilakukan oleh seluruh petugas kesehatan maksudnya adalah memeriksa setiap anak yang tidak mendapat imunisasi secara lengkap atau pun anak yang belum mendapat imunisasi sama sekali," paparnya.
 
Selain itu, lanjut Debby, pihaknya juga menyiapkan tim gerak cepat, guna menangangi penyakit tersebut.
 
"Juga kerja sama dengan pihak terkait maupun pemerintah kabupaten dan kota serta memantau di sekolah-sekolah," ujarnya.
 
Dirinya pun mengimbau kepada masyarakat agar segera melakukan pemeriksaan kesehatan jika mengalami gangguan pernapasan terutama bagi anak-anak. Karena gejala difeteri diawali dengan gangguan pernapasan.
 
"Jika ada gangguan pernapasan disertai bunyi saat bernapas, segera memeriksakan diri. Apalagi bagi anak-anak," imbaunya.
 
"Untuk berjaga-jaga apalagi saat kita mengunjungi lokasi yang diketahui telah menggunakan masker jika berkunjung ke lokasi yang terdampak difteri, menjaga kebersihan, membawa bayi untuk imunisasi dasar dan lanjut," imbaunya.
 
Debby juga menegaskan, penanganan dini harus segera dilakukan lantaran difteri sendiri menggangu irama jantung yang menyebabkan risiko gagal jantung.
 
Penularan penyakit ini, ujar Debby, sangat mudah. Hanya melalui bersin,  batuk, mainan anak, luka terbuka, tempat tidur atau pun kontak langsung dengan pengidap. Sehingga Debby pun kembali mengimbau agar jika ditemui tanda-tanda penyakit difteri segera dibawa ke dokter atau petugas medis lainnya untuk segera ditangani. 
 
"Jika terlambat bisa mengancam keselamat jiwa. Jadi harus segera ditangani. Tidak boleh dirawat di rumah," tegasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan