Makassar: Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, mencatat tidak ada kunjungan wisatawan asing ke Sulsel, periode Mei-Juni 2020. Imbasnya, okupansi hotel turun hingga 18,98 persen.
"Pada Juni 2020 tidak ada kunjungan wisman ke Sulawesi Selatan," kata Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah, di Makassar, Kamis, 6 Agustus 2020.
Ia mengatakan nihilnya kunjungan turis mancanegara ke Sulses, imbas pembatasan perjalanan ke berbagai negara. Termasuk Indonesia sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus korona.
Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tingkat hunian kamar hotel berbintang di Sulsel, berkisar antara 26,28 persen hungga 43,33 persen.
Baca juga: Polisi Olah TKP Indekos Gilang Fetish Jarik
"Penurunannya hingga 24,35 persen," ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, menambahkan tak mau gegabah membuka kembali kunjungan wisata di Sulsel. Menurutnya, pembukaan sektor pariwisata mesti diikuti kesiapan sistem dan fasilitas yang sesuai protokol kesehatan.
"Butuh persiapan dulu untuk memperbaiki semua fasilitas, sistemnya, supaya tidak ada yang bergerombol," jelasnya.
Makassar: Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, mencatat tidak ada kunjungan wisatawan asing ke Sulsel, periode Mei-Juni 2020. Imbasnya, okupansi hotel turun hingga 18,98 persen.
"Pada Juni 2020 tidak ada kunjungan wisman ke Sulawesi Selatan," kata Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah, di Makassar, Kamis, 6 Agustus 2020.
Ia mengatakan nihilnya kunjungan turis mancanegara ke Sulses, imbas pembatasan perjalanan ke berbagai negara. Termasuk Indonesia sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus korona.
Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tingkat hunian kamar hotel berbintang di Sulsel, berkisar antara 26,28 persen hungga 43,33 persen.
Baca juga:
Polisi Olah TKP Indekos Gilang Fetish Jarik
"Penurunannya hingga 24,35 persen," ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, menambahkan tak mau gegabah membuka kembali kunjungan wisata di Sulsel. Menurutnya, pembukaan sektor pariwisata mesti diikuti kesiapan sistem dan fasilitas yang sesuai protokol kesehatan.
"Butuh persiapan dulu untuk memperbaiki semua fasilitas, sistemnya, supaya tidak ada yang bergerombol," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)