Kota Sanggau: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mempercepat pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar).
Kabupaten Sanggau yang berbatasan langsung dengan Malaysia, termasuk dalam wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Wilayah seluas 12.858 km persegi itu dahulu tak terjangkau akses komunikasi. Masyarakat setempat bahkan menggunakan kartu selular dari Malaysia demi bisa berkomunikasi menggunakan ponsel.
"Dahulu, masyarakat sulit mendapatkan informasi. Kehidupan masyarakat sangat dinamis. Hubungan kedua negara memengaruhhi kehidupan sosial-ekonomi, dan budaya masyarakat," kata Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Sanggau Joni Irwanto pada program Eagle Awards bertajuk Film Melihat Indonesia: Bakti dari Tepi Negeri.
Pembangunan BTS (base transceiver station) dimulai oleh BAKTI Kominfo di Desa Pala Pasang pada 2012. Sejak saat itu, aksesibilitas masyarakat terhadap informasi semakin luas.
"Kami berterima kasih kepada BAKTI Kominfo karena sudah merintis, membuka daerah. Pembangunan tower BTS kami usulkan mengikuti pertumbuhan demografi wilayah pemukiman sehingga akan memberikan manfaat terhadap masyarakat," ucap Joni.
Saat ini, koneksi internet sudah 67 persen. Sementara, 33 persen berada di wilayah terdalam yang belum terjangkau.
"Kita upayakan strateginya bagaimana secara bertahap dapat terbuka isolasi," ujar Joni.
Kehadiran jaringan telekomunikasi berdampak positif terhadap sektor ekonomi. Masyarakat lebih mudah dalam menjual hasil pertanian.
Sektor pertahanan keamanan pun merasakan manfaatnya. Personel TNI terbantu kelancaran komunikasi dalam menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia.
Kota Sanggau: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mempercepat pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar).
Kabupaten Sanggau yang berbatasan langsung dengan Malaysia, termasuk dalam wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Wilayah seluas 12.858 km persegi itu dahulu tak terjangkau akses komunikasi. Masyarakat setempat bahkan menggunakan kartu selular dari Malaysia demi bisa berkomunikasi menggunakan ponsel.
"Dahulu, masyarakat sulit mendapatkan informasi. Kehidupan masyarakat sangat dinamis. Hubungan kedua negara memengaruhhi kehidupan sosial-ekonomi, dan budaya masyarakat," kata Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Sanggau Joni Irwanto pada program Eagle Awards bertajuk Film Melihat Indonesia: Bakti dari Tepi Negeri.
Pembangunan BTS
(base transceiver station) dimulai oleh BAKTI Kominfo di Desa Pala Pasang pada 2012. Sejak saat itu, aksesibilitas masyarakat terhadap informasi semakin luas.
"Kami berterima kasih kepada BAKTI Kominfo karena sudah merintis, membuka daerah. Pembangunan tower BTS kami usulkan mengikuti pertumbuhan demografi wilayah pemukiman sehingga akan memberikan manfaat terhadap masyarakat," ucap Joni.
Saat ini, koneksi internet sudah 67 persen. Sementara, 33 persen berada di wilayah terdalam yang belum terjangkau.
"Kita upayakan strateginya bagaimana secara bertahap dapat terbuka isolasi," ujar Joni.
Kehadiran jaringan telekomunikasi berdampak positif terhadap sektor ekonomi. Masyarakat lebih mudah dalam menjual hasil pertanian.
Sektor pertahanan keamanan pun merasakan manfaatnya. Personel TNI terbantu kelancaran komunikasi dalam menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)