Dilematis Penanganan Longsor di Kulon Progo

Kulon Progo: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kesulitan menangani dampak longsor di Kecamatan Girimulyo. Sejumlah skema disiapkan namun memerlukan waktu. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrowi, mengatakan pihaknya sudah melakukan asesmen di lokasi. "Di sana rawan terjadi longsor susulan karena ada aliran air di bawah. Kalau kami singkirkan (longsoran materialnya) bisa berisiko," kata Joko saat dihubungi Medcom.id, Selasa, 16 November 2021. Baca: Vaksinasi Lansia Diduga Sebabkan Kota Bekasi Masih PPKM Level 2 Joko mengatakan sudah mengajak perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meninjau lokasi. Menurut dia perlu bantuan alat berat ukuran besar untuk membantu membersihkan material longsoran. "Kalau memakai alat berat kemungkinan dua hari bisa selesai. Kami fokus menangani akses jalan yang tertutup (material longsoran)," jelasnya. Joko berharap bupati Kulon Progo menetapkan status tanggap darurat bencana. Ia berkaca pada musim hujan yang masih terus bergulir dan rentetan bencana, mulai banjir hingga longsor telah terjadi. "Harapannya kalau status tanggap darurat bisa menggunakan anggaran tak terduga untuk menangani bencana," ungkapnya. Ia menyebut BPBD masih bisa memakai APBD untuk menangani dampak bencana. Akan tetapi, katanya, potensi bencana masih panjang karena saat ini baru awal musim hujan. "Kami saat ini telah meminta bantuan pemerintah provinsi untuk penggunaan alat berat. Kalau tidak bisa, baru bisa kami tangani," beberrnya. Joko menambahkan pihaknya juga berkomunikasi dengan perangkat desa setempat soal kondisi 243 kepala keluarga (KK) yang terdampak terhadap kebutuhan logistik. Pihaknya akan memberikan bantuan setelah perangkat desa mengonfirmasi kebutuhan bantuan. "Laporan longsor juga ada di (Kecamatan) Samigaluh. Longsor di Samigaluh ini di jalan provinsi tapi bisa tertangani," ujarnya.