Jepara: Kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mendapat perhatian Menteri Sosial Tri Rismaharini. Mantan Wali Kota Surabaya itu minta pemerintah kabupaten (Pemkab) membuat kegiatan untuk anak-anak.
Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kasus kekerasan dan pelecehan seksual pada anak-anak.
“Saya akan bicara sama pak Pj (penjabat) bupati, bagaimana membuat kesibukan-kesibukan anak supaya punya aktivitas. Sehinga anak-anak tidak berfikir yang macam-macam,” kata Risma di Mapolres Jepara, Senin, 15 Mei 2023.
Permintaan Risma itu buntut kasus pencabulan yang menimpa bocah laki-laki berusia 13 tahun. Kasus tersebut kini tengah ditangani Polres Jepara.
Kedatangan Risma ke Jepara kali ini ingin mengetahui langsung penanganan kasus pencabulan yang menimpa bocah laki-laki berusia 13 tahun itu. Risma juga berdialog dengan korban dan pelaku.
“Kami sudah punya maping. Ke atasnya siapa, ke sampingnya siapa meskipun belum lengkap,” jelasnya.
Dalam perkara ini, yang menjadi korban tidak hanya bocah laki-laki berusia 13 tahun. Namun, tersangka HS, juga jadi korban. Sehingga antisipasi terulangnya kasus suka sesame jenis ini butuh peran aktif semua pihak.
“Pelaku itu juga korban. Jadi itu juga harus disembuhkan,” kata Risma.
Seperti diketahui seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun telah menjadi korban peleceha seksual oleh HS, warga Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Peristiwa itu bermula dari perkenalan korban dengan HS melalui aplikasi pertemanan.
Kemudian pada April 2023 korban dijemput HS, lalu diajak pergi ke suatu tempat. HS lalu melakukan aksinya terhadap korban dan direkam video. Hasil rekaman video pencabulan itu, selanjutnya digunakan pelaku untuk alat mengancam korban bila tidak mau melayani birahinya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jepara: Kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mendapat perhatian Menteri Sosial Tri Rismaharini. Mantan Wali Kota Surabaya itu minta pemerintah kabupaten (Pemkab) membuat kegiatan untuk anak-anak.
Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kasus kekerasan dan pelecehan seksual pada anak-anak.
“Saya akan bicara sama pak Pj (penjabat) bupati, bagaimana membuat kesibukan-kesibukan anak supaya punya aktivitas. Sehinga anak-anak tidak berfikir yang macam-macam,” kata Risma di Mapolres Jepara, Senin, 15 Mei 2023.
Permintaan Risma itu buntut kasus pencabulan yang menimpa bocah laki-laki berusia 13 tahun. Kasus tersebut kini tengah ditangani Polres Jepara.
Kedatangan Risma ke Jepara kali ini ingin mengetahui langsung penanganan kasus pencabulan yang menimpa bocah laki-laki berusia 13 tahun itu. Risma juga berdialog dengan korban dan pelaku.
“Kami sudah punya maping. Ke atasnya siapa, ke sampingnya siapa meskipun belum lengkap,” jelasnya.
Dalam perkara ini, yang menjadi korban tidak hanya bocah laki-laki berusia 13 tahun. Namun, tersangka HS, juga jadi korban. Sehingga antisipasi terulangnya kasus suka sesame jenis ini butuh peran aktif semua pihak.
“Pelaku itu juga korban. Jadi itu juga harus disembuhkan,” kata Risma.
Seperti diketahui seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun telah menjadi korban peleceha seksual oleh HS, warga Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Peristiwa itu bermula dari perkenalan korban dengan HS melalui aplikasi pertemanan.
Kemudian pada April 2023 korban dijemput HS, lalu diajak pergi ke suatu tempat. HS lalu melakukan aksinya terhadap korban dan direkam video. Hasil rekaman video pencabulan itu, selanjutnya digunakan pelaku untuk alat mengancam korban bila tidak mau melayani birahinya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)