Yogyakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan hasil penelitian perihal keberadaan ratusan sesar aktif yang berpotensi memunculkan gempa. Ratusan sesar tersebut ada di sejumlah lokasi, termasuk Sesar Mataram yang ada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam situs brin.go.id, gempa terakhir yang terjadi pada sesar Mataram terjadi sekitar abad ke-17an. Sementara di wilayah Yogyakarta juga ada Sesar Opak yang menyebabkan gempa pada 2006.
"Di sini dipetakan Sesar aktif baru yaitu Sesar mataram. Studi yg dilakukan antara lain studi survey geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi disini terlihat Sesar Mataram ini berasosiasi dengan opset stream tp belum ada studi yang lebih detail," kata Profesor Riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Danny Hilman Natawidjaja, Selasa, 21 Februari 2023.
Dalam situs itu, Danny menyebut sejumlah Sesar aktif di antaranya berada di wilayah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara dan Kalimantan. Danny menyatakan banyak Sesar Aktif baru yang telah ditemukan selama berjalannya studi tersebut, dari hanya sekitar 70an sesar aktif pada 2010 menjadi 250an lebih pada 2017.
Merespon hasil kajian BRIN tersebut, BMKG Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan belum mengetahui pasti letak Sesar Mataram tersebut. Di sisi lain, pihaknya juga belum mengetahui seberapa bahaya sesar tersebut.
"Perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan validitasnya (hasil penelitian yang menyebut Sesar Mataram aktif), dengan melibatkan berbagai metode dari banyak disiplin ilmu seperti geofisika, geologi, maupun geodesi," kata staf Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, BMKG Yogyakarta, Ayu K. Ekarsti dihubungi lewat pesan singkat.
Ia menyatakan hasil monitoring BMKG menunjukkan belum dijumpai aktivitas kegempaan di sesar itu. Pihaknya meminta masyarakat tetap waspada dan tak panik meresponnya.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Lilik Andi Aryanto, menambahkan koordinasi dengan lintas institusi, termasuk Stasiun Geofisiko, telah dilakukan merespon hasil penelitian BRIN itu. Lilik mengatakan perlu kajian lanjutan oleh lembaga di bidangnya.
"Hasilnya salah satunya untuk mengetahui di mana saja titik rawan bencana gempa bumi dan dibuatkan peta risiko ancaman," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Yogyakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan hasil penelitian perihal keberadaan ratusan sesar aktif yang berpotensi memunculkan
gempa. Ratusan sesar tersebut ada di sejumlah lokasi, termasuk Sesar Mataram yang ada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Dalam situs
brin.go.id, gempa terakhir yang terjadi pada sesar Mataram terjadi sekitar abad ke-17an. Sementara di wilayah Yogyakarta juga ada Sesar Opak yang menyebabkan
gempa pada 2006.
"Di sini dipetakan Sesar aktif baru yaitu Sesar mataram. Studi yg dilakukan antara lain studi survey geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi disini terlihat Sesar Mataram ini berasosiasi dengan opset stream tp belum ada studi yang lebih detail," kata Profesor Riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Danny Hilman Natawidjaja, Selasa, 21 Februari 2023.
Dalam situs itu, Danny menyebut sejumlah Sesar aktif di antaranya berada di wilayah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara dan Kalimantan. Danny menyatakan banyak Sesar Aktif baru yang telah ditemukan selama berjalannya studi tersebut, dari hanya sekitar 70an sesar aktif pada 2010 menjadi 250an lebih pada 2017.
Merespon hasil kajian BRIN tersebut, BMKG Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan belum mengetahui pasti letak Sesar Mataram tersebut. Di sisi lain, pihaknya juga belum mengetahui seberapa bahaya sesar tersebut.
"Perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan validitasnya (hasil penelitian yang menyebut Sesar Mataram aktif), dengan melibatkan berbagai metode dari banyak disiplin ilmu seperti geofisika, geologi, maupun geodesi," kata staf Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, BMKG Yogyakarta, Ayu K. Ekarsti dihubungi lewat pesan singkat.
Ia menyatakan hasil monitoring BMKG menunjukkan belum dijumpai aktivitas kegempaan di sesar itu. Pihaknya meminta masyarakat tetap waspada dan tak panik meresponnya.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Lilik Andi Aryanto, menambahkan koordinasi dengan lintas institusi, termasuk Stasiun Geofisiko, telah dilakukan merespon hasil penelitian BRIN itu. Lilik mengatakan perlu kajian lanjutan oleh lembaga di bidangnya.
"Hasilnya salah satunya untuk mengetahui di mana saja titik rawan bencana gempa bumi dan dibuatkan peta risiko ancaman," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)