Riau: Kegiatan teknologi modifikasi cuaca (TMC) hujan buatan di Riau yang direncanakan dimulai lagi pada Agustus ini masih belum dapat dilakukan. Pasalnya, tim TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hingga kini masih menunggu dukungan armada pesawat dari TNI.
"Kami masih menunggu dukungan armada pesawat dari TNI untuk operasi TMC di Riau. Untuk yang di Kalteng (Kalimantan Tengah) sudah dimulai sejak Selasa, 8 Agustus 2023, ini," kata Koordinator Laboratorium TMC BRIN Budi Harsoyo, Rabu, 9 Agustus 2023.
Pesawat Cassa 212 TNI AU adalah jenis pesawat yang biasanya digunakan untuk proses pelaksanaan operasi TMC hujan buatan. Menurut Budi, dukungan kesiapan armada pesawat dari TNI sudah dinantikan oleh tim TMC BRIN sejak Juli lalu.
Ia mengungkapkan operasi TMC atau hujan buatan perlu dilakukan pada masa transisi musim hujan dan kemarau. Pasalnya, TMC tidak efektif dilaksanakan pada saat puncak musim kemarau.
Baca: Antisipasi Karhutla di Sumsel, BNPB Terapkan Teknologi Modifikasi Cuaca |
"TMC tidak efektif kalau dilakukan saat puncak musim kemarau, karena sudah tidak ada potensi hujannya. Sehingga hasilnya tidak akan optimal," papar Budi.
Ia menambahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mengagendakan pelaksanaan TMC di Sumatra Selatan (Sumsel) dan Jambi.
"Sementara dengan Badan Restorasi Gambut dan Magrove (BRGM) kami akan melanjutkan di wilayah Kalsel (Kalimantan Selatan) dan Kalteng (Kalimantan Tengah)," jelasnya.
Sejauh ini, lanjutnya, operasi TMC Karhutla di Riau telah dilakukan dua kali periode yaitu selama 11 hari kegiatan dari 17 Mei hingga 27 Mei 2023. Kemudian selama 12 hari kegiatan dari 28 Mei hingga 9 Juni 2023.
Pada kegiatan pertama terdapat jumlah sorti penyemaian garam sebanyak 13 sorti, bahan semai terpakai sebanyak 10.400 kilogram (Kg), dan jumlah jam terbang selama 25 jam 5 menit dengan total hotspot 1 titik. Kemudian pada kegiatan kedua terdapat jumlah sorti sebanyak 14 sorti, bahan semai terpakai sebanyak 11.200 Kg, jumlah jam terbang selama 28 jam 40 menit, dan total hotspot 3 titik.
Sementara itu, berdasarkan data resmi luas karhutla di Provinsi Riau dari update terakhir di situs www.sipongi.menlhk.go.id telah mencapai 2.120,98 hektare (Ha).
Luas karhutla dihitung berdasarkan analisis citra satelit landsat 8 OLI/TIRS yang dioverlay dengan data sebaran hotspot, serta laporan hasil groundchek hotspot dan laporan pemadaman yang dilaksanakan Manggala Agni.
Dirincikan luas karhutla Riau di Dumai seluas 738,84 ha, disusul Bengkalis 723,22 ha, Rokan Hilir (Rohil) 245,84 ha, Indragiri Hilir (Inhil) seluas 220,49 ha, Kepulauan Meranti 80,64 ha, Kampar 54,09 ha, Siak 21,88 ha, Rokan Hulu (Rohul) 15,19 ha, Pelalawan 10,26 ha, Kuantan Singingi 8,75 ha, dan Pekanbaru seluas 1,78 ha. Sehingga total luas Karhutla Riau telah mencapai 2.120,98 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di