Luwu Utara: Banjir kembali melanda Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Kali ini sebanyak 982 warga terdampak banjir di Desa Waelawi, Kecamatan Malangke, lantaran curah hujan disertai angin kencang terus terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Luwu Utara Muslim Mukhtar mengungkapkan banjir terjadi sejak Sabtu, 11 September 2021, mengakibatkan kerugian materiel, yaitu 200 unit rumah, 5 kios, 2 fasilitas Pendidikan, dan fasilitas ibadah, posyandu dan kantor desa semua terendam banjir.
"Nilainya belum diketahui, masih diinventarisasi, karena selain pemukiman, sektor pertanian dan peternakan juga terdampak. Sekitar 100 hektare lahan kebun, 20 hektare sawah dan 538 hektare tambak juga terendam banjir," ungkap Muslim, Minggu, 12 September 2021.
Muslim menyebut, hujan intensitas tinggi dan sedimentasi di muara Sungai Rongkong memicu banjir ini. Sedimentasi tersebut diakibatkan material yang terbawa banjir bandang sebelumnya.
Baca juga: Ganjil Genap, Jalur ke Puncak Bogor Tetap Ramai
Menurut Muslim, lambatnya sistem sirkulasi arus sungai dan pola pasang surut air laut yang terhalang sedimen mengakibatkan dua dusun tergenang di Desa Waelawi.
"Kami telah berkoordinasi dengan kepolisian dan aparat desa terdampak. Kaji cepat di lapangan telah dilakukan, khususnya mengidentifikasi kebutuhan di lokasi yang masih tergenang banjir. Pemerintah kabupaten juga telah berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian Operasi BPBD Provinsi Sulawesi Selatan," urai Muslim.
Sementara itu, dari data BNPB, September 2021 ini, ada beberapa kabupaten di Sulsel yang berpotensi terjadi banjir, yaitu Luwu Utara, Enrekang, Luwu Timur, Pinrang, Tana Toraja dan Toraja Utara.
Baca juga: Banjir Melanda 4 Kecamatan di Tanah Laut
"Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang berpotensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 11 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, termasuk Kecamatan Malangke," Sebut Abdul Muhari, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Pusat Kebencanaan BNPB.
Data banjir BNPB periode 2015-2020, banjir terjadi sebanyak 28 kali di wilayah Luwu Utara. Selama periode ini, peristiwa yang paling parah terjadi saat banjir menerjang beberapa kecamatan pada 13 Agustus 2020.
Enam kecamatan, salah satunya Malangke, terdampak banjir hingga mengakibatkan 39 warga meninggal dan 9 lainnya hilang serta kerusakan rumah warga mencapai 4.037 unit. Saat itu, banjir menerjang Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat.
Luwu Utara: Banjir kembali melanda Kabupaten
Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Kali ini sebanyak 982 warga terdampak banjir di Desa Waelawi, Kecamatan Malangke, lantaran curah hujan disertai angin kencang terus terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Luwu Utara Muslim Mukhtar mengungkapkan banjir terjadi sejak Sabtu, 11 September 2021, mengakibatkan kerugian materiel, yaitu 200 unit rumah, 5 kios, 2 fasilitas Pendidikan, dan fasilitas ibadah, posyandu dan kantor desa semua terendam banjir.
"Nilainya belum diketahui, masih diinventarisasi, karena selain pemukiman, sektor pertanian dan peternakan juga terdampak. Sekitar 100 hektare lahan kebun, 20 hektare sawah dan 538 hektare tambak juga terendam banjir," ungkap Muslim, Minggu, 12 September 2021.
Muslim menyebut, hujan intensitas tinggi dan sedimentasi di muara Sungai Rongkong memicu banjir ini. Sedimentasi tersebut diakibatkan material yang terbawa banjir bandang sebelumnya.
Baca juga:
Ganjil Genap, Jalur ke Puncak Bogor Tetap Ramai
Menurut Muslim, lambatnya sistem sirkulasi arus sungai dan pola pasang surut air laut yang terhalang sedimen mengakibatkan dua dusun tergenang di Desa Waelawi.
"Kami telah berkoordinasi dengan kepolisian dan aparat desa terdampak. Kaji cepat di lapangan telah dilakukan, khususnya mengidentifikasi kebutuhan di lokasi yang masih tergenang banjir. Pemerintah kabupaten juga telah berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian Operasi BPBD Provinsi Sulawesi Selatan," urai Muslim.
Sementara itu, dari data BNPB, September 2021 ini, ada beberapa kabupaten di Sulsel yang berpotensi terjadi banjir, yaitu Luwu Utara, Enrekang, Luwu Timur, Pinrang, Tana Toraja dan Toraja Utara.
Baca juga:
Banjir Melanda 4 Kecamatan di Tanah Laut
"Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang berpotensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 11 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, termasuk Kecamatan Malangke," Sebut Abdul Muhari, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Pusat Kebencanaan BNPB.
Data banjir BNPB periode 2015-2020, banjir terjadi sebanyak 28 kali di wilayah Luwu Utara. Selama periode ini, peristiwa yang paling parah terjadi saat banjir menerjang beberapa kecamatan pada 13 Agustus 2020.
Enam kecamatan, salah satunya Malangke, terdampak banjir hingga mengakibatkan 39 warga meninggal dan 9 lainnya hilang serta kerusakan rumah warga mencapai 4.037 unit. Saat itu, banjir menerjang Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)