Kotawaringin: Tim evakuasi terus melakukan pencarian terhadap tujuh dari 10 penambang emas di Desa Sungai Seribu, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah. Mereka diduga terjebak dalam tanah longsor pada Kamis, 19 November 2020.
Hingga saat ini pencarian korban masih terkendala beratnya medan dan kondisi cuaca.
"Hingga saat ini, hari keempat, kami masih terus melakukan pencarian tujuh korban yang masih tertimbun dalam tambang," ujar Kepala Basarnas Palangka Raya, Hariyadi, Minggu, 22 November 2020.
Pada Jumat, 20 November 2020, tim berhasil mengevakuasi tiga penambang emas dalam kondisi meninggal. Jenazah korban sudah dibawa ke RSUD Sultan Immanudin, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Baca juga: Mentan Siap Dukung Ekspor Cabai Kering hingga 3.000 Ton
Dijelaskan Hariyadi, kendala yang dihadapi tim evakuasi yaitu cuaca yang tidak menentu. Hujan yang terkadang turun membuat lobang tambang utama (main hole) dengan lebar 80 cm dan dalam 80 meter tertutup air dan material.
Ditambah lagi, sukarnya kondisi lobang yang jauh ke dalam serta bercabang sehingga sangat sulit untuk dicapai.
"Apalagi dari laporan tim yang turun, di lobang horizontal itu ada tumpukan materal. Pada main hole tertutup air karena dorongan dari lobang horizontal," ujarnya.
Basarnas, kata dia, sesuai SOP akan melakukan pencarian hingga tujuh hari sejak 19 November hingga 25 November 2020.
"Setelah itu kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Namun tidak menutup kemungkinan pencarian akan kembali dilanjutkan bila ada tanda-tanda untuk ditemukan," jelasnya. (Surya Sriyanti)
Kotawaringin: Tim evakuasi terus melakukan pencarian terhadap tujuh dari 10
penambang emas di Desa Sungai Seribu, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah. Mereka diduga terjebak dalam tanah longsor pada Kamis, 19 November 2020.
Hingga saat ini pencarian korban masih terkendala beratnya medan dan kondisi cuaca.
"Hingga saat ini, hari keempat, kami masih terus melakukan pencarian tujuh korban yang masih tertimbun dalam tambang," ujar Kepala Basarnas Palangka Raya, Hariyadi, Minggu, 22 November 2020.
Pada Jumat, 20 November 2020, tim berhasil mengevakuasi tiga penambang emas dalam kondisi meninggal. Jenazah korban sudah dibawa ke RSUD Sultan Immanudin, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Baca juga:
Mentan Siap Dukung Ekspor Cabai Kering hingga 3.000 Ton
Dijelaskan Hariyadi, kendala yang dihadapi tim evakuasi yaitu cuaca yang tidak menentu. Hujan yang terkadang turun membuat lobang tambang utama (main hole) dengan lebar 80 cm dan dalam 80 meter tertutup air dan material.
Ditambah lagi, sukarnya kondisi lobang yang jauh ke dalam serta bercabang sehingga sangat sulit untuk dicapai.
"Apalagi dari laporan tim yang turun, di lobang horizontal itu ada tumpukan materal. Pada main hole tertutup air karena dorongan dari lobang horizontal," ujarnya.
Basarnas, kata dia, sesuai SOP akan melakukan pencarian hingga tujuh hari sejak 19 November hingga 25 November 2020.
"Setelah itu kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Namun tidak menutup kemungkinan pencarian akan kembali dilanjutkan bila ada tanda-tanda untuk ditemukan," jelasnya. (Surya Sriyanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)