Metronews.com, Manado: Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia penyumbang sampah setelah Tiongkok. Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, saat melaksanakan kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara, Jumat 7 April 2017.
Luhut juga menyinggung soal kebersihan di semua pelabuhan di Indonesia yang hampir seluruhnya kotor dengan sampah. Ia menilai pemerintah perlu melakukan tindakan nyata untuk membersihkan pelabuhan. Luhut juga mengajak kepada masyarakat untuk sadar akan kebersihan karena sangat berpengaruh pada kesehatan.
"Perlu diingatkan kepada masyarakat, (sampah) plastik yang di makan oleh ikan ini bahaya untuk kesehatan kita terutama pada ibu-ibu hamil bisa menggangu janin yang di kandungan," ujar Luhut setelah bertemu dengan The Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF).
Selain kesehatan, lingkungan yang bersih juga dapat mengundang turis. Terlebih lagi Sulawesi Selatan terkenal dengan wisata lautnya, seperti Bunaken.
(Direktur Eksekutif CTI-CFF Widi A Pratikto PhD, Menko Bidang Kemaritiman Luhut binsar Panjaitan, Gubernur Sulut Olly Dondokambey saat menggelar rapat Kunker di CTI-CFF Manado, dok: istimewa)
Sementara itu, Direktur Eksekutif CTI-CFF Widi A Pratikto PhD, mengatakan berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah. Selain Indonesia, dua negara lain di area ASEAN juga menyumbang plastik cukup besar di dunia yaitu Filipina dan Malaysia.
Menurutnya, sebagai koordinator di kawasan segitiga karang, pihaknya memiliki program-program yang sementara dijalankan bersama enam negara. Di antaranya, Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Salmon Island dan Timor Leste.
"Program-program itu di antaranya tata ruang laut, pengelolaaan perikanan, berbasis ekosistem, kawasan kinservasi pereiran, adaptasi perubahan iklim, dan perlindungan spesies terancam," tutup Widi.
Di sisi lain, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menerangkan pemerintah Sulut saat ini telah mencanangkan gerakan Malendong Bersih Bunaken, dengan agenda rutin pembersihan Laut dan DAS (Daerah Aliran Sungai).
"Sekarang ini saya telah mengutus Wakil Gubernur (Steven Kandouw) ke Denmark untuk mempelajari pengelolaaan sampah menjadi sumber energi yang ramah lingkungan," kata Gubernur Olly.
Metronews.com, Manado: Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia penyumbang sampah setelah Tiongkok. Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, saat melaksanakan kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara, Jumat 7 April 2017.
Luhut juga menyinggung soal kebersihan di semua pelabuhan di Indonesia yang hampir seluruhnya kotor dengan sampah. Ia menilai pemerintah perlu melakukan tindakan nyata untuk membersihkan pelabuhan. Luhut juga mengajak kepada masyarakat untuk sadar akan kebersihan karena sangat berpengaruh pada kesehatan.
"Perlu diingatkan kepada masyarakat, (sampah) plastik yang di makan oleh ikan ini bahaya untuk kesehatan kita terutama pada ibu-ibu hamil bisa menggangu janin yang di kandungan," ujar Luhut setelah bertemu dengan The Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF).
Selain kesehatan, lingkungan yang bersih juga dapat mengundang turis. Terlebih lagi Sulawesi Selatan terkenal dengan wisata lautnya, seperti Bunaken.
(Direktur Eksekutif CTI-CFF Widi A Pratikto PhD, Menko Bidang Kemaritiman Luhut binsar Panjaitan, Gubernur Sulut Olly Dondokambey saat menggelar rapat Kunker di CTI-CFF Manado, dok: istimewa)
Sementara itu, Direktur Eksekutif CTI-CFF Widi A Pratikto PhD, mengatakan berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah. Selain Indonesia, dua negara lain di area ASEAN juga menyumbang plastik cukup besar di dunia yaitu Filipina dan Malaysia.
Menurutnya, sebagai koordinator di kawasan segitiga karang, pihaknya memiliki program-program yang sementara dijalankan bersama enam negara. Di antaranya, Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Salmon Island dan Timor Leste.
"Program-program itu di antaranya tata ruang laut, pengelolaaan perikanan, berbasis ekosistem, kawasan kinservasi pereiran, adaptasi perubahan iklim, dan perlindungan spesies terancam," tutup Widi.
Di sisi lain, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menerangkan pemerintah Sulut saat ini telah mencanangkan gerakan Malendong Bersih Bunaken, dengan agenda rutin pembersihan Laut dan DAS (Daerah Aliran Sungai).
"Sekarang ini saya telah mengutus Wakil Gubernur (Steven Kandouw) ke Denmark untuk mempelajari pengelolaaan sampah menjadi sumber energi yang ramah lingkungan," kata Gubernur Olly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)