Siswa tak bisa masuk ke sekolah karena pagar disegel di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, MTVN - Andi Aan
Siswa tak bisa masuk ke sekolah karena pagar disegel di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, MTVN - Andi Aan

Jelang Ujian SD, Bangunan Sekolah di Makassar Disegel

Andi Aan Pranata • 04 Mei 2017 16:42
medcom.id, Makassar: Seorang warga yang mengaku ahli waris lahan menyegel kompleks sekolah dasar di jalan Pajaiyyang kecamatan Biringkanaya Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis 4 Mei 2017. Dia memblokade pintu masuk dengan alasan pemerintah belum membayarkan tanahnya yang digunakan sebagai lahan sekolah sejak tahun 1975.
 
Sekitar lima ratus siswa tidak bisa mengikuti proses belajar-mengajar seperti biasa. Mereka berasal dari tiga sekolah yang berada dalam satu kompleks, masing-masing SD Negeri Pajaiyyang, SD Inpres Pajaiyyang, dan SD Inpres Sudiang.
 
Para siswa yang tidak bisa masuk sempat berunjuk rasa di depan sekolah. "Saya datang jam 7.30 pagi, tapi pagar sudah tergembok. Tidak ada yang bisa masuk," kata Dwikita, siswa kelas enam SD Inpres Sudiang.

Jelang Ujian SD, Bangunan Sekolah di Makassar Disegel
(Aksi siswa SD meminta segel sekolah dibuka di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, MTVN - Andi Aan)
 
Said, warga jalan Pajaiyyang yang mengaku sebagai ahli waris lahan sekolah mengaku terpaksa mengambil tindakan menyegel. Itu disebut sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Kota Makassar yang belum membayar ganti rugi lahan. Luas tanah yang digunakan untuk kompleks sekolah mencapai lima ribu meter persegi.
 
"Kami cuma mau supaya ganti rugi dibayar secepatnya. Karena ini sudah lama tidak ada kejelasannya bagaimana. Pokoknya kami mau ada langkah penyelesaian," ujar Said.
 
Lurah Sudiang Raya Andi Wahyu Rasyid menjelaskan bahwa ahli waris telah beberapa kali mempertanyakan soal ganti rugi lahan. Adapun Pemkot, kata dia, sejauh ini baru mendaftar gedung bangunan sekolah sebagai aset. Sedangkan lahannya belum bersertifikat.
 
"Entah itu belum diterbitkan atau belum dibayarkan. Besok camat janji fasilitasi, pertemukan ahli waris dengan pemerintah melalui DPRD," kata Wahyu.
 
Kepala Sekolah SD Negeri Pajaiyyang, Intan mengaku tidak tahu soal sengketa lahan. Dia baru tahu melalui penyegelan hari ini, serta berdasarkan informasi di spanduk yang tertempel di depan gerbang sekolah. Sejauh ini juga belum jelas solusi bagi para siswa yang terlantar.
 
"Untuk sementara aktivitas belajar ditiadakan. Padahal anak-anak sudah mau ujian. Kami cuma bisa berharap semoga besok sudah ada solusi supaya bisa kembali normal," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan