Surabaya: Sebanyak 6,1 juta warga yang tergolong dalam kelompok usia produktif lulusan SMA dan Sarjana di Jawa Timur. Dari jumlah itu, sebanyak 1,3 juta atau setara 22,41 persen penduduk usia muda di Jatim menjadi pengangguran alias tak bekerja.
"Total ada sekitar 1,3 juta atau 22,41 persen penduduk usia muda di Jatim yang menganggur," kata Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistianto Dardak, Senin, 5 September 2022.
Menurut Emil, tingginya angka pengangguran di Jatim karena banyak dari anak muda yang cenderung lebih memilih-milih pekerjaan. Emil menegaskan akan melakukan berbagai upaya, guna menekan pengangguran pada kelompok usia produktif lulusan SMA dan sarjana di wilayahnya.
Di antaranya, Pemprov Jatim akan meningkatkan daya saing SDM melalui peningkatan produktivitas. Misalnya dengan melibatkan anak-anak muda dalam dunia industri dalam pengembangan vokasi, peningkatan relevansi dan daya saing pendidikan menengah, serta penguasaan adopsi teknologi dan menciptakan inovasi.
Kata Emil, revolusi industri 4.0 menuntut semua orang untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan utamanya terkait digitalisasi serta teknologi informasi dan komunikasi. Emil optimistis langkah itu secara perlahan akan menggeser sejumlah pekerjaan yang ada saat ini, karena disruption akan menyebabkan sekitar 78 persen pekerjaan bisa tergantikan 69 persen data processing tergantikan.
"Maka kita harus bisa menangkap profesi baru augmented reality, big data analisis, robot automations, simulasi, integrasi sistem internet of thing, cloud computing, additive Manufacturing dan sebagainya," ujarnya.
Baca: Pengerjaan Program CSR Jambanisasi dari PT ADS Tuntas
Oleh karena itu, lanjut Emil, untuk menghadapi berbagai tantangan kompleks saat ini diperlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu menjawab tantangan-tantangan tersebut. Kata dia, hal itu menjadi tugas bersama termasuk lembaga perguruan tinggi di Indonesia baik negeri dan swasta.
"Kita perlu mempersiapkan SDM supaya bisa menjawab tantangan terbaru dunia bisnis dan ekonomi. Sehingga kita butuh peran perguruan tinggi untuk membaca tantangan, dan menyiapkan sektor keilmuan yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan tersebut," katanya.
Emil menjelaskan bonus demografi di Indonesia harus menjadi perhatian karena bisa menjadi permasalahan besar ketika tidak dikelola dengan baik. Bonus demografi bisa menjadi keuntungan dan kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. "Namun di sisi lain, bonus demografi juga bisa menjadi hambatan, sehingga kita harus menyiapkan daya saing SDM," ujarnya.
Surabaya: Sebanyak 6,1 juta warga yang tergolong dalam kelompok usia produktif lulusan SMA dan Sarjana di Jawa Timur. Dari jumlah itu, sebanyak 1,3 juta atau setara 22,41 persen penduduk usia muda di Jatim menjadi pengangguran alias tak bekerja.
"Total ada sekitar 1,3 juta atau 22,41 persen penduduk usia muda di Jatim yang menganggur," kata Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistianto Dardak, Senin, 5 September 2022.
Menurut Emil, tingginya angka pengangguran di Jatim karena banyak dari anak muda yang cenderung lebih memilih-milih pekerjaan. Emil menegaskan akan melakukan berbagai upaya, guna menekan pengangguran pada kelompok usia produktif lulusan SMA dan sarjana di wilayahnya.
Di antaranya, Pemprov Jatim akan meningkatkan daya saing SDM melalui peningkatan produktivitas. Misalnya dengan melibatkan anak-anak muda dalam dunia industri dalam pengembangan vokasi, peningkatan relevansi dan daya saing pendidikan menengah, serta penguasaan adopsi teknologi dan menciptakan inovasi.
Kata Emil, revolusi industri 4.0 menuntut semua orang untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan utamanya terkait digitalisasi serta teknologi informasi dan komunikasi. Emil optimistis langkah itu secara perlahan akan menggeser sejumlah pekerjaan yang ada saat ini, karena disruption akan menyebabkan sekitar 78 persen pekerjaan bisa tergantikan 69 persen data processing tergantikan.
"Maka kita harus bisa menangkap profesi baru augmented reality, big data analisis, robot automations, simulasi, integrasi sistem internet of thing, cloud computing, additive Manufacturing dan sebagainya," ujarnya.
Baca:
Pengerjaan Program CSR Jambanisasi dari PT ADS Tuntas
Oleh karena itu, lanjut Emil, untuk menghadapi berbagai tantangan kompleks saat ini diperlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu menjawab tantangan-tantangan tersebut. Kata dia, hal itu menjadi tugas bersama termasuk lembaga perguruan tinggi di Indonesia baik negeri dan swasta.
"Kita perlu mempersiapkan SDM supaya bisa menjawab tantangan terbaru dunia bisnis dan ekonomi. Sehingga kita butuh peran perguruan tinggi untuk membaca tantangan, dan menyiapkan sektor keilmuan yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan tersebut," katanya.
Emil menjelaskan bonus demografi di Indonesia harus menjadi perhatian karena bisa menjadi permasalahan besar ketika tidak dikelola dengan baik. Bonus demografi bisa menjadi keuntungan dan kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. "Namun di sisi lain, bonus demografi juga bisa menjadi hambatan, sehingga kita harus menyiapkan daya saing SDM," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)