Aceh: Sebanyak 174 imigran rohingnya yang mengungsi dari negaranya dan terdampar di perairan Ujong Pie, Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, hingga kini masih ditampung di sebuah gedung sekolah di daerah Ujong Pie Lawong.
Para pengungsi rohingnya yang datang pada Senin, 26 Desember 2022, dengan kondisi memprihatinkan itu sebelumnya pernah mendarat di Malaysia, namun ditolak oleh pemerintah negara setempat sampai akhirnya mendarat di Kabupaten Pidie, Aceh.
Pemerintah daerah dan masyarakat Pidie telah membantu sebisanya dengan memberikan makanan dan pakaian serta fasilitas Kesehatan kepada para imigran yang mencari suaka tersebut.
Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiwanto mengatakan untuk menangani para pengungsi ini dibutuhkan penanganan khusus dan kerja sama dari semua pihak yang terkait.
“Ini merupakan persoalan internasional kami tidak bisa mengatasinya sendirian, Alhamduliilah IOM dan UNHCR telah hadir semoga permasalahan pengungsian ini dapat teratasi dengan baik,” ujar Wahyudi, Kamis, 29 Desember 2022.
Wahyudi menambahkan dalam waktu dekat para pengungsi Rohingnya ini akan dipindahkan ke kawasan Kota Sigli, karena gedung sekolah yang ditempati saat ini akan dipakai untuk ujian para siswa-siswi sekolah tersebut.
Diketahui gelombang pengungsian etnis Rohingnya terus berdatangan secara berkala dengan menggunakan perahu guna mencari suaka dan berlabuh ke negara sekitarmya, akibat perlakuan diskriminasi pemerintah Myanmar yang tidak mengakui dan menghapus etnis Rohingnya dari daftar etnis maupun ras negara tersebut. (Rudi Hermawan/Muklis Efendi)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Aceh: Sebanyak
174 imigran rohingnya yang mengungsi dari negaranya dan terdampar di perairan Ujong Pie, Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, hingga kini masih ditampung di sebuah gedung sekolah di daerah Ujong Pie Lawong.
Para pengungsi rohingnya yang datang pada Senin, 26 Desember 2022, dengan kondisi memprihatinkan itu sebelumnya pernah mendarat di Malaysia, namun ditolak oleh pemerintah negara setempat sampai akhirnya mendarat di Kabupaten Pidie, Aceh.
Pemerintah daerah dan masyarakat Pidie telah membantu sebisanya dengan memberikan makanan dan pakaian serta fasilitas Kesehatan kepada para imigran yang mencari suaka tersebut.
Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiwanto mengatakan untuk
menangani para pengungsi ini dibutuhkan penanganan khusus dan kerja sama dari semua pihak yang terkait.
“Ini merupakan persoalan internasional kami tidak bisa mengatasinya sendirian, Alhamduliilah IOM dan UNHCR telah hadir semoga permasalahan pengungsian ini dapat teratasi dengan baik,” ujar Wahyudi, Kamis, 29 Desember 2022.
Wahyudi menambahkan dalam waktu dekat para pengungsi Rohingnya ini akan dipindahkan ke kawasan Kota Sigli,
karena gedung sekolah yang ditempati saat ini akan dipakai untuk ujian para siswa-siswi sekolah tersebut.
Diketahui gelombang pengungsian etnis Rohingnya terus berdatangan secara berkala dengan menggunakan perahu guna mencari suaka dan berlabuh ke negara sekitarmya, akibat perlakuan diskriminasi pemerintah Myanmar yang tidak mengakui dan menghapus etnis Rohingnya dari daftar etnis maupun ras negara tersebut. (Rudi Hermawan/Muklis Efendi)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)