Kupang: Masyarakat Desa Setbot, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengeluh pusing-pusing semenjak lima titik api yang muncul sekaligus disertai adanya bau belerang dari perbukitan Naimutis.
"Masyarakat banyak yang mengeluhkan pusing-pusing sejak munculnya lima titik api dari perbukitan Naumitis, banyak masyarakat yang juga sakit kepala karena menghirup bau belerang yang menyengat," kata Kepala Desa Setbot, Zet Besie saat dihubungi dari Kupang, Senin, 10 Oktober 2022.
Ia mengatakan apabila terjadi angin Timur maka bau belerang serta bau minyak tanah sangat terasa oleh warga yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi munculnya lima titik api dari perbukitan Naumutis itu.
Menurut dia masyarakat tidak bisa menghindari kepulan asap dari Bukit Naimutis karena lokasi permukiman warga sangat dekat dengan lokasi munculnya lima titik api tersebut.
 
Ia menjelaskan warga yang mengeluhkan sakit kepala dan pusing-pusing langsung ditangani perawat dan bidan yang selama ini bertugas di Desa Setbot.
Ia menambahkan sekalipun ada fenomena munculnya lima titik api dari lereng Bukit Naimutis tidak berdampak pada sumber air bersih untuk konsumsi bagi 410 kepala keluarga atau 1.685 jiwa di Desa Setbot.
"Sumber air bersih untuk konsumsi warga masih aman, tidak ada rasa bau belerang sehingga aman untuk dikonsumsi warga," katanya.
Menurut dia Pemerintah Desa Setbot sedang mencari lokasi yang dianggap aman bagi masyarakat untuk tempat mengungsi sementara apabila aktivitas lima titik api itu terus meningkat.
"Hal itu kami lakukan untuk mengantisipasi hal yang paling buruk seperti terjadinya letusan sebagai dampak dari munculnya lima titik api itu," kata Zet Besie.  
  
  
    Kupang: Masyarakat Desa Setbot, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengeluh pusing-pusing semenjak 
lima titik api yang muncul sekaligus disertai adanya bau belerang dari perbukitan Naimutis. 
"Masyarakat banyak yang mengeluhkan pusing-pusing sejak munculnya lima titik api dari perbukitan Naumitis, banyak masyarakat yang juga sakit kepala karena menghirup 
bau belerang yang menyengat," kata Kepala Desa Setbot, Zet Besie saat dihubungi dari Kupang, Senin, 10 Oktober 2022. 
Ia mengatakan apabila terjadi angin Timur maka bau belerang serta bau minyak tanah sangat terasa oleh warga yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi munculnya lima titik api dari perbukitan Naumutis itu.
Menurut dia masyarakat tidak bisa menghindari kepulan asap dari 
Bukit Naimutis karena lokasi permukiman warga sangat dekat dengan lokasi munculnya lima titik api tersebut.
 
Ia menjelaskan warga yang mengeluhkan sakit kepala dan pusing-pusing langsung ditangani perawat dan bidan yang selama ini bertugas di Desa Setbot. 
Ia menambahkan sekalipun ada fenomena munculnya lima titik api dari lereng Bukit Naimutis tidak berdampak pada sumber air bersih untuk konsumsi bagi 410 kepala keluarga atau 1.685 jiwa di Desa Setbot. 
"Sumber air bersih untuk konsumsi warga masih aman, tidak ada rasa bau belerang sehingga aman untuk dikonsumsi warga," katanya. 
Menurut dia Pemerintah Desa Setbot sedang mencari lokasi yang dianggap aman bagi masyarakat untuk tempat mengungsi sementara apabila aktivitas lima titik api itu terus meningkat. 
"Hal itu kami lakukan untuk mengantisipasi hal yang paling buruk seperti terjadinya letusan sebagai dampak dari munculnya lima titik api itu," kata Zet Besie. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WHS)