Surabaya: Berbagai cara dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencegah penyebaran virus cacar monyet atau Monkeypox. Virus baru ini telah terdeteksi masuk ke Indonesia.
"Untuk mencegah penularan virus itu, kami melakukan pemantauan informasi global dan regional melalui portal informasi resmi satu pintu, yaitu WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, di Surabaya, Selasa, 23 Aguatus 2022.
Nanik mengatakan pihaknya telah mengantisipasi Monkeypox sejak Juni lalu, ketika kasus tersebut menjadi perhatian global dan ditetapkan oleh WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat pada 23 Juli 2022.
Pihaknya mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap Monkeypox melalui pengamatan dan deteksi dini di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, serta pemeriksaan laboratorium sesuai dengan pedoman. Selain itu, melakukan sosialisasi tentang kewaspadaan Monkeypox.
Baca: Pekalongan Intensifkan Pencegahan Cacar Monyet
"Meningkatkan kewaspadaan melalui pengamatan laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan deteksi kasus dengan gejala Monkeypox yang datang ke Fasyankes," ujarnya.
Di Puskesmas, pihaknya akan melakukan penguatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat kota Surabaya untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Jika ada masyarakat yang terindikasi gelaja Monkeypox, diharapkan segera datang ke fasilitas kesehatan setempat.
"Menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera mengakses Fasyankes (Puskesmas setempat) apabila mengalami gejala Monkeypox," tutur dia.
Surabaya: Berbagai cara dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot)
Surabaya mencegah penyebaran virus
cacar monyet atau Monkeypox. Virus baru ini telah terdeteksi masuk ke Indonesia.
"Untuk mencegah penularan virus itu, kami melakukan pemantauan informasi global dan regional melalui portal informasi resmi satu pintu, yaitu WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, di Surabaya, Selasa, 23 Aguatus 2022.
Nanik mengatakan pihaknya telah mengantisipasi Monkeypox sejak Juni lalu, ketika kasus tersebut menjadi perhatian global dan ditetapkan oleh WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat pada 23 Juli 2022.
Pihaknya mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap Monkeypox melalui pengamatan dan deteksi dini di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, serta pemeriksaan laboratorium sesuai dengan pedoman. Selain itu, melakukan sosialisasi tentang kewaspadaan Monkeypox.
Baca:
Pekalongan Intensifkan Pencegahan Cacar Monyet
"Meningkatkan kewaspadaan melalui pengamatan laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan deteksi kasus dengan gejala Monkeypox yang datang ke Fasyankes," ujarnya.
Di Puskesmas, pihaknya akan melakukan penguatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat kota Surabaya untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Jika ada masyarakat yang terindikasi gelaja Monkeypox, diharapkan segera datang ke fasilitas kesehatan setempat.
"Menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera mengakses Fasyankes (Puskesmas setempat) apabila mengalami gejala Monkeypox," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)