Peneliti Bumi Madya PVMBG, Agus Budianto, meminta pengendara yang bermukim di sekitar gunung api yang sedang erupsi seperti Gunung Semeru meningkatkan kewaspadaan saat berkendara.
"Abu itu bisa menjadi pelicin kalau terkena air hujan," kata Agus dalam keterangan pers, Senin, 5 Desember 2022.
| Baca: Gunung Semeru Alami 22 Kali Letusan Setelah Statusnya Menjadi Awas |
Dia menjelaskan selain mewaspadai kondisi jalan, warga juga diminta mengantisipasi bahaya longsor yang terjadi di kawasan lereng dan juga mewaspadai bahaya lahar di sepadan sungai karena abu vulkanik adalah material lepas yang mudah terbawa air.
Menurut Agus lahar merupakan bahaya sekunder dari aktivitas erupsi gunung api yang berupa endapan endapan material erupsi yang mengisi lembah lembah yang berhulu di pusat erupsi. Material tersebut dapat berupa bongkah hingga abu yang apabila tercampur oleh air akan menjadi lumpur.
Lahar selalu dihubungkan dengan curah hujan yang tinggi di sekitar gunung api yang dalam fase erupsi atau pernah mengalami erupsi dan menghasilkan endapan vulkanik di lembah-lembah gunung api.
Lahar dapat membawa material vulkanik dalam ukuran dan volume yang besar, sehingga kerusakan yang dapat di timbulkan di lembah lembah yang terdampak lahar menjadi fatal dan sering menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
Pada 4 Desember 2022, Gunung Semeru meluncurkan awan panas guguran ke arah tenggara dan selatan dengan jangkauan mencapai lebih dari 13 kilometer.
Saat ini PVMBG telah merekomendasikan masyarakat yang masuk di dalam peta kawasan rawan bencana Gunung Semeru agar tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 19 kilometer.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id