Yogyakarta: Puluhan warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), positif terserang antraks. Pemda DIY pun mewajibkan warga hanya membeli ternak yang telah mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
Sekretaris Daerah Pemda DIY Baskara Aji meminta warga lebih berhati-hati dan cermat sebelum membeli ternak.
"Kalau mau beli ternak dicermati dulu SKKHnya. Beli yang sudah ada (SKKHnya). Kalau sudah ada berarti sudah dipastikan sehat," ujarnya, Selasa, 21 Januari 2020.
Selain itu masyarakat juga diimbau lebih kritis kepada pihak-pihak yang menjual daging di bawah harga pasaran. Pasalnya wabah antraks yang menulari manusia terjadi saat masyarakat membeli daging yang telah terpapar virus dengan harga murah.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwana (HB) X menginstruksikan warga untuk tidak menjual hewan ternak yang mati mendadak. Warga diminta segera melapor jika terjadi peristiwa tersebut.
"Lapor ke puskeswan. Jangan malah dipotong lalu dibagi- bagi ke warga setempat. Ya kena lah (antraks) semuanya," tegas dia.
Ia juga memerintahkan pemerintah desa dan pemkab di lokasi terjangkit antraks untuk cepat tanggap mengantisipasi penyebaran agar tidak semakin meluas. Seluruh hewan ternak yang masuk dan keluar diwajibkan memiliki SKKH.
"Kita minta pemerintah desa dan Pemkab segera menghambat proses penyebaran itu," pungkas Sultan.
Sebelumnya, sebanyak 27 orang warga di Dusun Ngrejek Wetan dan Ngrejek Kulon, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, dinyatakan positif antraks. Saat ini puluhan warga tersebut dalam tahap pengobatan.
Yogyakarta: Puluhan warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), positif terserang antraks. Pemda DIY pun mewajibkan warga hanya membeli ternak yang telah mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
Sekretaris Daerah Pemda DIY Baskara Aji meminta warga lebih berhati-hati dan cermat sebelum membeli ternak.
"Kalau mau beli ternak dicermati dulu SKKHnya. Beli yang sudah ada (SKKHnya). Kalau sudah ada berarti sudah dipastikan sehat," ujarnya, Selasa, 21 Januari 2020.
Selain itu masyarakat juga diimbau lebih kritis kepada pihak-pihak yang menjual daging di bawah harga pasaran. Pasalnya wabah antraks yang menulari manusia terjadi saat masyarakat membeli daging yang telah terpapar virus dengan harga murah.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwana (HB) X menginstruksikan warga untuk tidak menjual hewan ternak yang mati mendadak. Warga diminta segera melapor jika terjadi peristiwa tersebut.
"Lapor ke puskeswan. Jangan malah dipotong lalu dibagi- bagi ke warga setempat. Ya kena lah (antraks) semuanya," tegas dia.
Ia juga memerintahkan pemerintah desa dan pemkab di lokasi terjangkit antraks untuk cepat tanggap mengantisipasi penyebaran agar tidak semakin meluas. Seluruh hewan ternak yang masuk dan keluar diwajibkan memiliki SKKH.
"Kita minta pemerintah desa dan Pemkab segera menghambat proses penyebaran itu," pungkas Sultan.
Sebelumnya, sebanyak 27 orang warga di Dusun Ngrejek Wetan dan Ngrejek Kulon, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, dinyatakan positif antraks. Saat ini puluhan warga tersebut dalam tahap pengobatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)