Tangerang: Puluhan mahasiswa dari 25 Perguruan Tinggi yang ada di Provinsi Banten membagikan selebaran berisikan kritikan di kawasan pendidikan Cikokol, Kota Tangerang. Selebaran itu berisikan kritikan terhadap politik dinasti dan pelanggar hak asasi manusia (HAM).
Seorang mahasiswa Universitas Bina Bangsa, Rifky mengatakan, gerakan ini akan terus berlanjut dengan membesarkan aliansi serta mengonsolidasikan jaringan kampus di Provinsi Banten. Hari ini, kata Rifky, terdapat 25 kampus di Banten dari 899 kampus di Indonesia yang terlibat aktif membagikan selebaran kritik politik dinasti dan pelanggar HAM.
"Pembagian selebaran ini menjadi bukti konkret para mahasiswa di Indonesia dan khususnya kami di Banten untuk melawan dinasti politik dan pelanggar HAM," ujarnya, Kamis, 11 Januari 2024.
Sementara, Sandi mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Tangerang menuturkan, saat ini begitu penting publik mengetahui demokrasi yang kini tengah berjalan mundur. Menurutnya, saat ini tengah dipertontonkan skenario dinasti politik di Tanah Air.
"Ini tidak bisa ditutupi, demokrasi di Indonesia sedang diobok-obok oleh instrumen negara yang haus dengan kekuasaannya," kata Sandi.
Menurut Sandi, sebagai garda terdepan demokrasi, mahasiswa harus bergerak ketika melihat kembalinya nepotisme di Indonesia. Sehingga, lanjutnya, hal tersebut menggerakkan banyak mahasiswa hari ini untuk mengkritik kondisi tersebut.
"Aksi bagi-bagi selebaran ini merupakan lanjutan dari mimbar rakyat yang sebelumnya kami gelar. Kami tidak ingin demokrasi Indonesia dirusak oleh segelintir elit penguasa," jelasnya.
Selain politik dinasti, Sandi menambahkan, pihaknya juga mengkritik kasus pelanggaran HAM yang tidak kunjung usai di usia 25 tahun reformasi.
"Cita-cita reformasi yang salah satunya untuk membuka tabir gelap 13 penculikan aktivis seolah hendak dikubur semakin dalam. Pelakunya justru hari ini muncul sebagai salah satu kandidat Capres, ini sangat keliru dan perlu diwaspadai," ungkapnya.
Dalam selebaran yang dibagikan mahasiswa, terlihat secara singkat bagaimana proses dinasti politik terjadi serta sepak terjang pelanggar HAM yang ditujukan pada nama Prabowo Subianto.
Tangerang: Puluhan mahasiswa dari 25 Perguruan Tinggi yang ada di Provinsi Banten membagikan selebaran berisikan kritikan di kawasan pendidikan Cikokol, Kota Tangerang. Selebaran itu berisikan kritikan terhadap politik dinasti dan pelanggar hak asasi manusia (HAM).
Seorang mahasiswa Universitas Bina Bangsa, Rifky mengatakan, gerakan ini akan terus berlanjut dengan membesarkan aliansi serta mengonsolidasikan jaringan kampus di Provinsi Banten. Hari ini, kata Rifky, terdapat 25 kampus di Banten dari 899 kampus di Indonesia yang terlibat aktif membagikan selebaran kritik politik dinasti dan pelanggar HAM.
"Pembagian selebaran ini menjadi bukti konkret para mahasiswa di Indonesia dan khususnya kami di Banten untuk melawan dinasti politik dan pelanggar HAM," ujarnya, Kamis, 11 Januari 2024.
Sementara, Sandi mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Tangerang menuturkan, saat ini begitu penting publik mengetahui demokrasi yang kini tengah berjalan mundur. Menurutnya, saat ini tengah dipertontonkan skenario dinasti politik di Tanah Air.
"Ini tidak bisa ditutupi, demokrasi di Indonesia sedang diobok-obok oleh instrumen negara yang haus dengan kekuasaannya," kata Sandi.
Menurut Sandi, sebagai garda terdepan demokrasi, mahasiswa harus bergerak ketika melihat kembalinya nepotisme di Indonesia. Sehingga, lanjutnya, hal tersebut menggerakkan banyak mahasiswa hari ini untuk mengkritik kondisi tersebut.
"Aksi bagi-bagi selebaran ini merupakan lanjutan dari mimbar rakyat yang sebelumnya kami gelar. Kami tidak ingin demokrasi Indonesia dirusak oleh segelintir elit penguasa," jelasnya.
Selain politik dinasti, Sandi menambahkan, pihaknya juga mengkritik kasus pelanggaran HAM yang tidak kunjung usai di usia 25 tahun reformasi.
"Cita-cita reformasi yang salah satunya untuk membuka tabir gelap 13 penculikan aktivis seolah hendak dikubur semakin dalam. Pelakunya justru hari ini muncul sebagai salah satu kandidat Capres, ini sangat keliru dan perlu diwaspadai," ungkapnya.
Dalam selebaran yang dibagikan mahasiswa, terlihat secara singkat bagaimana proses dinasti politik terjadi serta sepak terjang pelanggar HAM yang ditujukan pada nama Prabowo Subianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)