Palembang: Penjabat (Pj) Gubernur Sumatra Selatan (Sumel) Agus Fatoni mengapresiasi dukungan dari International Centre For Research In Agroforestry (ICRAF) untuk pembangunan Sumsel. Terdapat dua kegiatan besar yang dilakukan ICRAF di Sumsel, yakni Peat Impact Indonesia dan Land For Life.
Fatoni menyarankan ICRAF menjalin kerja sama tak hanya dengan Pemprov Sumsel. Namun, mengikutsertakan perguruan tinggi dan pihak swasta lainnya agar lebih masif.
"Kita ini (Pemprov Sumsel) saat ini selalu melakukan gerakan secara serentak. Gunanya apa? Agar kegiatan yang dilakukan bisa terkoordinir dan terkontrol, juga lebih efektif," ujar Fatoni melalui keterangan tertulis, Rabu, 7 Februari 2024.
Ia berharap seluruh tahapan kegiatan dipublikasikan. Fatoni menekankan Sumsel merupakan provinsi besar. Sehingga, apa pun yang dilakukan akan berdampak besar dan berkesinambungan.
Koordinator Provinsi Sumsel ICRAF David Susanto menjelaskan proyek Peat Impact terkait ekosistem gambut yang ada di Sumsel, yaitu Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Sedangkan, proyek Land For Live lebih menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan dan anak perempuan di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba).
Proyek Land For Life ada di 12 desa percontohan. Terbagi atas enam desa di Kabupaten Banyuasin dan 6 desa di Kabupaten Muba.
"Sedangkan Peat Impact ada di 6 desa percontohan, dengan rincian 5 desa berada di kabupaten OKI dan 1 desa ada di Banyuasin," beber David.
Kegiatan Peat Impact akan berakhir pada 2024. Sementara itu, Land For Life akan berakhir pada 2026. Perkembangan kedua kegiatan berikut kemajuan dan inovasi-inovasi yang telah dilakukan ICRAF di Sumsel terus dilaporkan. Terlebih, dalam waktu dekat akan ada kunjungan Duta Besar Kanada untuk Indonesia.
"Iya, rencananya awal Maret nanti Dubes Kanada akan berkunjung ke sini. Maka dari itu kami bersilaturahmi dengan Pak Gub dan menginformasikannya," kata David.
Palembang: Penjabat (Pj) Gubernur
Sumatra Selatan (Sumel) Agus Fatoni mengapresiasi dukungan dari
International Centre For Research In Agroforestry (ICRAF) untuk pembangunan Sumsel. Terdapat dua kegiatan besar yang dilakukan ICRAF di Sumsel, yakni
Peat Impact Indonesia dan
Land For Life.
Fatoni menyarankan ICRAF menjalin kerja sama tak hanya dengan Pemprov Sumsel. Namun, mengikutsertakan
perguruan tinggi dan pihak swasta lainnya agar lebih masif.
"Kita ini (Pemprov Sumsel) saat ini selalu melakukan gerakan secara serentak. Gunanya apa? Agar kegiatan yang dilakukan bisa terkoordinir dan terkontrol, juga lebih efektif," ujar Fatoni melalui keterangan tertulis, Rabu, 7 Februari 2024.
Ia berharap seluruh tahapan kegiatan dipublikasikan. Fatoni menekankan Sumsel merupakan provinsi besar. Sehingga, apa pun yang dilakukan akan berdampak besar dan berkesinambungan.
Koordinator Provinsi Sumsel ICRAF David Susanto menjelaskan proyek
Peat Impact terkait ekosistem gambut yang ada di Sumsel, yaitu Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Sedangkan, proyek
Land For Live lebih menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan dan anak perempuan di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba).
Proyek
Land For Life ada di 12 desa percontohan. Terbagi atas enam desa di Kabupaten Banyuasin dan 6 desa di Kabupaten Muba.
"Sedangkan
Peat Impact ada di 6 desa percontohan, dengan rincian 5 desa berada di kabupaten OKI dan 1 desa ada di Banyuasin," beber David.
Kegiatan
Peat Impact akan berakhir pada 2024. Sementara itu,
Land For Life akan berakhir pada 2026. Perkembangan kedua kegiatan berikut kemajuan dan inovasi-inovasi yang telah dilakukan ICRAF di
Sumsel terus dilaporkan. Terlebih, dalam waktu dekat akan ada kunjungan Duta Besar Kanada untuk Indonesia.
"Iya, rencananya awal Maret nanti Dubes Kanada akan berkunjung ke sini. Maka dari itu kami bersilaturahmi dengan Pak Gub dan menginformasikannya," kata David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)