Cianjur: Sejumlah desa di Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berpotensi rawan terdampak kemarau. Potensi yang cukup diwaspadai yakni kerawanan krisis air.
Camat Cilaku, Denny Widya Lesmana, mengaku cukup mewaspadai potensi kerawanan dampak kemarau. Terutama di beberapa desa yang biasanya kerap terdampak saat musim kemarau panjang.
"Potensi kerawanannya yang memang harus diwaspadai. Terutama ketersediaan air untuk kebutuhan masyarakat maupun pasokan bagi lahan pertanian," kata Denny di Cianjur, Jumat, 7 Juni 2024.
Di Kecamatan Cilaku terdapat 10 desa terdiri dari Cibinong Hilir, Ciharashas, Mulyasari, Munjul, Rahong, Rancagoong, Sindangsari, Sirnagalih, Sukakerta, dan Sukasari. Denny mengatakan sampai saat ini belum menerima laporan terjadinya dampak akibat kemarau.
"Kalau laporan belum ada. Mungkin karena sampai sekarang masih ada hujan walaupun intensitas ringan," jelas Denny.
Berbagai upaya antisipasi sudah mulai dilakukan. Misalnya perbaikan jaringan-jaringan irigasi di setiap desa. "Dari DD (dana desa) juga ada yang mengalokasikan untuk perbaikan saluran-saluran air ke lahan sawah," ungkapnya.
Denny mengimbau masyarakat mulai waspada dengan potensi kerawanan dampak kemarau. Perlu disiapkan berbagai upaya agar ketika terjadi kemarau bisa terkendali. "Intinya kita harus terus waspada dengan potensi-potensi kerawanan dampak kemarau," ujarnya.
Cianjur: Sejumlah desa di Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berpotensi rawan terdampak
kemarau. Potensi yang cukup diwaspadai yakni kerawanan krisis air.
Camat Cilaku, Denny Widya Lesmana, mengaku cukup mewaspadai potensi kerawanan dampak kemarau. Terutama di beberapa desa yang biasanya kerap terdampak saat musim kemarau panjang.
"Potensi kerawanannya yang memang harus diwaspadai. Terutama ketersediaan air untuk kebutuhan masyarakat maupun pasokan bagi lahan pertanian," kata Denny di Cianjur, Jumat, 7 Juni 2024.
Di Kecamatan Cilaku terdapat 10 desa terdiri dari Cibinong Hilir, Ciharashas, Mulyasari, Munjul, Rahong, Rancagoong, Sindangsari, Sirnagalih, Sukakerta, dan Sukasari. Denny mengatakan sampai saat ini belum menerima laporan terjadinya dampak akibat kemarau.
"Kalau laporan belum ada. Mungkin karena sampai sekarang masih ada hujan walaupun intensitas ringan," jelas Denny.
Berbagai upaya antisipasi sudah mulai dilakukan. Misalnya perbaikan jaringan-jaringan irigasi di setiap desa. "Dari DD (dana desa) juga ada yang mengalokasikan untuk perbaikan saluran-saluran air ke lahan sawah," ungkapnya.
Denny mengimbau masyarakat mulai waspada dengan potensi kerawanan dampak kemarau. Perlu disiapkan berbagai upaya agar ketika terjadi kemarau bisa terkendali. "Intinya kita harus terus waspada dengan potensi-potensi kerawanan dampak kemarau," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)