medcom.id, Denpasar: Limbah akar kayu ternyata dapat diolah menjadi kerajinan bernilai ratusan juta rupiah, di Bali akar kayu yang diolah menjadi sejumlah jenis furnitur telah menembus pasar Eropa dan Asia.
Akar kayu berbagai ukuran dan bentuk ini menjadi indah dan bernilai di tangan para pengrajin di Jalan by pass Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Dengan bermodal mesin pemotong, penghalus, ampelas, serta cairan bahan kimir untuk membentuk warna sebelum dipernis, akar kayu dapat menjadi bernilai harganya.
Proses pengolahan dan pembentukan limbah akar ini terlihat mudah namun membutuhkan tenaga kerja yang berkemampuan seni. Para tenaga pengrajin ini pun dibawa dari Pulau Jawa untuk mengolah kerajinan ini di Bali, karena permintaan kerajinan akar kayu dari pasar ekspor cukup tinggi.
Hasil olahan limbah akar kayu pun beragam mulai dari kursi akar kayu, meja kaca akar kayu, dinding pagar, dekorasi dinding, dekorasi akar berdiri dan gapura akar kayu. Namun untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal, mereka harus membeli limbah akar kayu jati dengan kisaran harga Rp25 juta-Rp75 juta.
Mukim Efendi, salah seorang pengrajin, ditemui di Denpasar, Minggu (31/8/2014), mengaku permintaan pasar ekspor cukup tinggi namun mereka kesulitan bahan baku akar kayu karena harus memesannya dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Harga jual hasil olahan limbah akar kayu ini beragam mulai dari Rp300-Rp750 ribu, tergantung besarnya ukuran kerajinan. Hasil produksi limbah akar kayu ini dijual ke sejumlah negara Asia dan Eropa diantranya Italia, Australia, Belanda, Shanghai, Irak, dan Jepang. Sementara permintaan dalam negeri didominasi dari Jakarta dan lokal Bali.
medcom.id, Denpasar: Limbah akar kayu ternyata dapat diolah menjadi kerajinan bernilai ratusan juta rupiah, di Bali akar kayu yang diolah menjadi sejumlah jenis furnitur telah menembus pasar Eropa dan Asia.
Akar kayu berbagai ukuran dan bentuk ini menjadi indah dan bernilai di tangan para pengrajin di Jalan by pass Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Dengan bermodal mesin pemotong, penghalus, ampelas, serta cairan bahan kimir untuk membentuk warna sebelum dipernis, akar kayu dapat menjadi bernilai harganya.
Proses pengolahan dan pembentukan limbah akar ini terlihat mudah namun membutuhkan tenaga kerja yang berkemampuan seni. Para tenaga pengrajin ini pun dibawa dari Pulau Jawa untuk mengolah kerajinan ini di Bali, karena permintaan kerajinan akar kayu dari pasar ekspor cukup tinggi.
Hasil olahan limbah akar kayu pun beragam mulai dari kursi akar kayu, meja kaca akar kayu, dinding pagar, dekorasi dinding, dekorasi akar berdiri dan gapura akar kayu. Namun untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal, mereka harus membeli limbah akar kayu jati dengan kisaran harga Rp25 juta-Rp75 juta.
Mukim Efendi, salah seorang pengrajin, ditemui di Denpasar, Minggu (31/8/2014), mengaku permintaan pasar ekspor cukup tinggi namun mereka kesulitan bahan baku akar kayu karena harus memesannya dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Harga jual hasil olahan limbah akar kayu ini beragam mulai dari Rp300-Rp750 ribu, tergantung besarnya ukuran kerajinan. Hasil produksi limbah akar kayu ini dijual ke sejumlah negara Asia dan Eropa diantranya Italia, Australia, Belanda, Shanghai, Irak, dan Jepang. Sementara permintaan dalam negeri didominasi dari Jakarta dan lokal Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)