medcom.id, Sidoarjo: Hujan selintas yang mengguyur kawasan Porong Kabupaten Sidoarjo, Sabtu lalu, menyebabkan kolam penampungan lumpur Lapindo kian penuh. Tanggul penahan sudah tak kuasa melindungi kawasan sekitar dari luberan lumpur.
Tanggul Titik 73 di Desa Ketapang jebol kemarin. Namun, luberan mengecil seiring berkurangnya semburan lumpur dan guyuran hujan, hari ini.
Ancaman lumpur ke rumah warga juga berkurang karena aliran lumpur lebih banyak mengarah ke Kali Ketapang. "Kali Ketapang menjadi dipenuhi lumpur dan mengalami pendangkalan," kata Sulastri, warga Desa Gempolsari, Senin (1/12/2014).
Kondisi mengkhawatirkan justru terjadi di Tanggul Titik 25, Desa Jatirejo, Porong. Ketinggian lumpur sudah melebihi puncak tanggul. Padahal, tanggul terluar di Desa Jatirejo ini sudah mencapai 13 meter.
Endapan lumpur di desa ini hanya ditahan oleh tanggul darurat yang dibuat di sisi dalam kolam penampungan. Tanggul darurat tersebut hanya setinggi setengah meter dengan lebar satu meter.
Kian mencemaskan karena Tanggul Titik 25 berbatasan langsung dengan Jalan Raya Porong dan rel kereta api yang menghubungkan Surabaya-Malang-Pasuruan-Banyuwangi dan Blitar.
Pusat aktivitas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) juga nyaris terisolasi karena genangan air sudah menutupi tanggul akses masuk titik tersebut. Di Titik 25, sejumlah kapal keruk dan mesin disel milik BPLS terbengkalai karena sudah tidak dioperasikan sejak tujuh bulan terakhir.
BPLS tetap tidak bisa berbuat banyak karena akses masuk tanggul ini juga masih diblokade warga. BPLS dilarang warga untuk beraktivitas.
Warga yang melarang adalah korban lumpur Lapindo dalam peta area terdampak yang belum dilunasi ganti ruginya. Mereka menuntut ganti rugi dilunasi terlebih dulu.
Kepolisian setempat pun seperti seba salah. Saat Titik 73 jebol polisi ingin melindungi warga yang terancam luberan, namun di sisi lain dihalang-halangi warga. Polisi yang berada di lokasi hanya sebatas memantau dan melihat perkembangan luberan lumpur.
"Kami terus berkoordinasi dengan BPLS terkait jebolnya tanggul ini agar bisa dilakukan penanganan yang tepat," kata Kapolsek Tanggulangin AKP Andi Yudianto, kemarin.
medcom.id, Sidoarjo: Hujan selintas yang mengguyur kawasan Porong Kabupaten Sidoarjo, Sabtu lalu, menyebabkan kolam penampungan lumpur Lapindo kian penuh. Tanggul penahan sudah tak kuasa melindungi kawasan sekitar dari luberan lumpur.
Tanggul Titik 73 di Desa Ketapang jebol kemarin. Namun, luberan mengecil seiring berkurangnya semburan lumpur dan guyuran hujan, hari ini.
Ancaman lumpur ke rumah warga juga berkurang karena aliran lumpur lebih banyak mengarah ke Kali Ketapang. "Kali Ketapang menjadi dipenuhi lumpur dan mengalami pendangkalan," kata Sulastri, warga Desa Gempolsari, Senin (1/12/2014).
Kondisi mengkhawatirkan justru terjadi di Tanggul Titik 25, Desa Jatirejo, Porong. Ketinggian lumpur sudah melebihi puncak tanggul. Padahal, tanggul terluar di Desa Jatirejo ini sudah mencapai 13 meter.
Endapan lumpur di desa ini hanya ditahan oleh tanggul darurat yang dibuat di sisi dalam kolam penampungan. Tanggul darurat tersebut hanya setinggi setengah meter dengan lebar satu meter.
Kian mencemaskan karena Tanggul Titik 25 berbatasan langsung dengan Jalan Raya Porong dan rel kereta api yang menghubungkan Surabaya-Malang-Pasuruan-Banyuwangi dan Blitar.
Pusat aktivitas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) juga nyaris terisolasi karena genangan air sudah menutupi tanggul akses masuk titik tersebut. Di Titik 25, sejumlah kapal keruk dan mesin disel milik BPLS terbengkalai karena sudah tidak dioperasikan sejak tujuh bulan terakhir.
BPLS tetap tidak bisa berbuat banyak karena akses masuk tanggul ini juga masih diblokade warga. BPLS dilarang warga untuk beraktivitas.
Warga yang melarang adalah korban lumpur Lapindo dalam peta area terdampak yang belum dilunasi ganti ruginya. Mereka menuntut ganti rugi dilunasi terlebih dulu.
Kepolisian setempat pun seperti seba salah. Saat Titik 73 jebol polisi ingin melindungi warga yang terancam luberan, namun di sisi lain dihalang-halangi warga. Polisi yang berada di lokasi hanya sebatas memantau dan melihat perkembangan luberan lumpur.
"Kami terus berkoordinasi dengan BPLS terkait jebolnya tanggul ini agar bisa dilakukan penanganan yang tepat," kata Kapolsek Tanggulangin AKP Andi Yudianto, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)