Palembang: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Selatan menyiapkan 8.000 personel gabungan untuk membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini.
"Rinciannya dari TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, KLHK bisa sampai 2.000 personel dan masyarakat peduli api serta dari perusahaan sampai 6.000 personel," kata Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya, Jumat, 3 Juli 2020.
Mawardi mengatakan pihaknya tidak main-main menangani permasalahan karhutla. Berbagai upaya dilakukan sejak dini seperti mengelar apel kesiapsiagaan personel hingga penyiapan peralatan penanganan kebakaran.
Tak cuma itu, Pemprov Sumsel juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp45 miliar khusus untuk 10 kabupaten rawan karhutla seperti di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Musi Rawas, dan Musi Rawas Utara.
Baca juga: Januari-Juni, DBD di Jateng Capai 3.189 Kasus
"Kami sangat serius dalam menangani karhutla tahun ini dengan harapan karhutla dapat diminimalisasi sejak awal sehingga bisa tidak separah tahun lalu," jelasnya.
Pemprov Sumsel juga telah menjadikan para bupati/wali kota sebagai Dansatgas di masing-masung daerah, termasuk melibatkan mereka ke gugus tugas provinsi khusus penanganan karhutla.
“Pemprov juga melaksanakan operasi udara berupa patroli, water bombing dan modifikasi cuaca. Operasi darat juga dilakukan untuk memadamkan setiap ada titik api," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, menambahkan periode Januari hingga Juni 2020 total ada 1.868 titik panas yang muncul di Sumsel.
"Dari jumlah titik panas terbanyak terjadi pada Maret berjumlah 475 titik yang berada di Kabupaten OKI," imbuh dia.
Palembang: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Selatan menyiapkan 8.000 personel gabungan untuk membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini.
"Rinciannya dari TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, KLHK bisa sampai 2.000 personel dan masyarakat peduli api serta dari perusahaan sampai 6.000 personel," kata Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya, Jumat, 3 Juli 2020.
Mawardi mengatakan pihaknya tidak main-main menangani permasalahan karhutla. Berbagai upaya dilakukan sejak dini seperti mengelar apel kesiapsiagaan personel hingga penyiapan peralatan penanganan kebakaran.
Tak cuma itu, Pemprov Sumsel juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp45 miliar khusus untuk 10 kabupaten rawan karhutla seperti di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Musi Rawas, dan Musi Rawas Utara.
Baca juga:
Januari-Juni, DBD di Jateng Capai 3.189 Kasus
"Kami sangat serius dalam menangani karhutla tahun ini dengan harapan karhutla dapat diminimalisasi sejak awal sehingga bisa tidak separah tahun lalu," jelasnya.
Pemprov Sumsel juga telah menjadikan para bupati/wali kota sebagai Dansatgas di masing-masung daerah, termasuk melibatkan mereka ke gugus tugas provinsi khusus penanganan karhutla.
“Pemprov juga melaksanakan operasi udara berupa patroli, water bombing dan modifikasi cuaca. Operasi darat juga dilakukan untuk memadamkan setiap ada titik api," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, menambahkan periode Januari hingga Juni 2020 total ada 1.868 titik panas yang muncul di Sumsel.
"Dari jumlah titik panas terbanyak terjadi pada Maret berjumlah 475 titik yang berada di Kabupaten OKI," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)