Entikong: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan pembangunan pelabuhan kering (dry port) tidak hanya di perbatasan Entikong. Enam perbatasan lainnya di Indonesia juga bakal dibangun serupa untuk memudahkan aktivitas ekspor-impor Indonesia dengan negara tetangga.
"Pasti (enam perbatasan lainnya akan dibuat dry port). Ini sebagai contoh, makanya saya hari ini akan ke Badau," kata Budi saat meninjau pembangunan dry port Entikong, Kalimantan Barat, Jumat, 23 Februari 2018.
Badau merupakan satu dari enam daerah yang akan dibangun dry port, sementara, daerah lainnya yang akan dibangun dry port yakni di Aruk. Kebetulan kedua daerah perbatasan tersebut juga masih berada di Kalimantan Barat, berbatasan dengan Malaysia.
Ia mengaku bakal melihat Badau untuk memastikan jika aktivitas ekspor-impor di lokasi itu sudah berjalan dengan baik. Usai meninjau, Budi bakal membahas hal tersebut dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Hal ini, kata dia, agar seluruh aktivitas ekspor-impor berjalan dengan baik.
"Pada prinsipnya saya adalah liason daripada pemerintahan Presiden Joko Widodo, merekam apa yg terjadi. Nanti saya bicarakan dengan Menkeu, Mendag, Mentan, supaya ini berjalan dengan baik," tegasnya.
Direktur Prasarana Perhubungan Darat, J.E Wahyuningrum dalam kesempatan yang sama mengatakan, saat ini pembangunan dry port juga terus dikebut. Dry port Entikong ditargetkan menjadi yang pertama rampung.
Selain tiga daerah di Kalimantan Barat, Yuyun, sapaan Wahyuningrum mengatakan, empat daerah perbatasan yang akan dibangun dry port yakni; Winni, Motamasin, dan Motaain di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan, satu daerah lagi yakni di Skouw, Papua.
Ia mengatakan, untuk enam daerah lain masih dalam proses pengadaan lahan. Ia berharap, pengadaan lahan di enam daerah itu dapat selesai pada semester 1, sehingga pada semester 2 langsung pekerjaan pembangunan fisik.
"Karena sama seperti Entikong, kita simultan mengerjakan perencaaan teknis, digabungkan kajian lingkungan. Tujuh daerah ini kan sudah ditetapkan, kita juga harus menetapkan infrastrukturnya," tegasnya.
Menurutnya, cepat atau tidaknya proses pengerjaan pembangunan juga tergantung pemerintah daerah untuk membantu.
"Kita harapkan begitu. Entikong ini kan model untuk 6 berikutnya. Sehingga kendala-kendala yang ada di sini kita modelkan agar tidak terjadi di model yang lain," tegasnya.
Entikong: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan pembangunan pelabuhan kering (
dry port) tidak hanya di perbatasan Entikong. Enam perbatasan lainnya di Indonesia juga bakal dibangun serupa untuk memudahkan aktivitas ekspor-impor Indonesia dengan negara tetangga.
"Pasti (enam perbatasan lainnya akan dibuat
dry port). Ini sebagai contoh, makanya saya hari ini akan ke Badau," kata Budi saat meninjau pembangunan
dry port Entikong, Kalimantan Barat, Jumat, 23 Februari 2018.
Badau merupakan satu dari enam daerah yang akan dibangun
dry port, sementara, daerah lainnya yang akan dibangun
dry port yakni di Aruk. Kebetulan kedua daerah perbatasan tersebut juga masih berada di Kalimantan Barat, berbatasan dengan Malaysia.
Ia mengaku bakal melihat Badau untuk memastikan jika aktivitas ekspor-impor di lokasi itu sudah berjalan dengan baik. Usai meninjau, Budi bakal membahas hal tersebut dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Hal ini, kata dia, agar seluruh aktivitas ekspor-impor berjalan dengan baik.
"Pada prinsipnya saya adalah liason daripada pemerintahan Presiden Joko Widodo, merekam apa yg terjadi. Nanti saya bicarakan dengan Menkeu, Mendag, Mentan, supaya ini berjalan dengan baik," tegasnya.
Direktur Prasarana Perhubungan Darat, J.E Wahyuningrum dalam kesempatan yang sama mengatakan, saat ini pembangunan
dry port juga terus dikebut.
Dry port Entikong ditargetkan menjadi yang pertama rampung.
Selain tiga daerah di Kalimantan Barat, Yuyun, sapaan Wahyuningrum mengatakan, empat daerah perbatasan yang akan dibangun
dry port yakni; Winni, Motamasin, dan Motaain di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan, satu daerah lagi yakni di Skouw, Papua.
Ia mengatakan, untuk enam daerah lain masih dalam proses pengadaan lahan. Ia berharap, pengadaan lahan di enam daerah itu dapat selesai pada semester 1, sehingga pada semester 2 langsung pekerjaan pembangunan fisik.
"Karena sama seperti Entikong, kita simultan mengerjakan perencaaan teknis, digabungkan kajian lingkungan. Tujuh daerah ini kan sudah ditetapkan, kita juga harus menetapkan infrastrukturnya," tegasnya.
Menurutnya, cepat atau tidaknya proses pengerjaan pembangunan juga tergantung pemerintah daerah untuk membantu.
"Kita harapkan begitu. Entikong ini kan model untuk 6 berikutnya. Sehingga kendala-kendala yang ada di sini kita modelkan agar tidak terjadi di model yang lain," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)