Wabup Tasikmalaya Deni Ramdani Sagara menyapa santri positif Covid-19 di Pondok Pesantren di Kecamatan Salopa, Selasa (16/3/2021). (Foto: MI/Kristiadi)
Wabup Tasikmalaya Deni Ramdani Sagara menyapa santri positif Covid-19 di Pondok Pesantren di Kecamatan Salopa, Selasa (16/3/2021). (Foto: MI/Kristiadi)

Klaster Pondok Pesantren Muncul Lagi di Tasikmalaya

Media Indonesia.com • 16 Maret 2021 09:37
Tasikmalaya: Penularan covid-19 di lingkungan pesantren Tasikmalaya, Jawa Barat, terus terjadi. Saat ini muncul klaster covid-19 di Ponpes Nurul Huda, Desa Mandalawangi, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya. Para santri yang terpapar melakukan isolasi mandiri di pesantren.
 
Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda, Ucep Aouful Muntakimin, mengatakan, kemunculan kasus covid-19 di lingkungan pesantren bermula ketika para santri putri mengalami demam, batuk, dan sesak napas. Sebagian santri bahkan kehilangan indra penciuman (anosmia).
 
"Kita berupaya melakukan cek secara manual dan banyak santri mengalami anosmia. Petugas kesehatan kemudian melakukan tes swab covid-19 kepada 17 santri, dan 16 orang di antaranya positif," kata Ucep, Selasa, 16 Maret 2021.

Sebanyak 16 santri yang dinyatakan positif covid-19 kemudian menjalani isolasi di pesantren. Sementara masih ada 11 santri lainnya menunggu hasil swab test.
 
Wakil Bupati Tasikmalaya, Deni Ramdani Sagara, mengaku mendapat informasi adanya klaster pesantren di Kecamatan Salopa melalui media sosial. Tetapi, adanya laporan dari jajarannya menerima pesan dari pengurus pesantren dilakukannya melalui Instagram.\
 
"Saya mendapat informasi dari medsos Instagram, dapat direct message (DM) ke saya. Kok ada covid-19 di pesantren. Dalam pesan itu, pesantren memintanya untuk datang langsung ke lokasi. Bukan untuk meminta bantuan, melainkan pihak pesantren ingin pimpinan daerah memberikan motivasi kepada santri yang masih menjalani isolasi," katanya.
 
Deni Ramdani Sagara kemudian mendatangi ponpes tersebut dan memotivasi para santri agar tetap semangat sembuh. Selain itu Pemkab Tasikmalaya juga memberikan bantuan pangan atau logistik bagi santri yang menjalani isolasi sebanyak tiga kali sehari. 
 
"Ketika ada santri positif, pesantren sudah siap melakukan isolasi mandiri dan selama ini kami mengingatkan para pengasuh di pondok pesantren agar tetap disiplin terutama dalam menerapkan protokol kesehatan. Apalagi, kemunculan klaster pesantren di Tasikmalaya bukan yang kali pertama terjadi dan tercatat lebih dari 10 pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya menjadi klaster," paparnya. (Kristiadi)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan