Kepala Basarnas Bengkulu, Ibnu Harris Al Hussain. (ANTARA)
Kepala Basarnas Bengkulu, Ibnu Harris Al Hussain. (ANTARA)

Basarnas Sebut Bengkulu Rawan Bencana Hidrometeorologi

Antara • 21 November 2021 15:54
Bengkulu: Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebut Provinsi Bengkulu merupakan daerah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang akibat hujan lebat atau dengan durasi lama.
 
Kepala Basarnas Bengkulu Ibnu Harris Al Hussain mengingatkan agar masyarakat berhati-hati saat melakukan perjalanan dan aktivitas lain yang berisiko, seperti mandi di pantai dan lainnya.
 
"Kami mengimbau agar masyarakat untuk selalu siaga dan mempersiapkan segala sesuatunya guna menghadapi bencana," kata Hussain, di Bengkulu, Minggu, 21 November 2021.

Dalam menghadapi bencana yang akan datang, Basarnas telah mempersiapkan segala sesuatunya guna memberikan pertolongan pertama bagi masyarakat, seperti mempersiapkan peralatan, baik peralatan darat dan air seperti kapal serta peralatan pendukung lainnya. Selain itu, juga mempersiapkan personel.
 
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menjelaskan jika Provinsi Bengkulu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak dari fenomena La Nina.
 
Baca juga: 1,5 Juta Warga Kota Bekasi Telah Divaksin Covid-19
 
Fenomena La Nina merupakan kondisi mendinginnya Suhu Muka Laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur hingga melewati batas normal, sehingga memengaruhi sirkulasi udara global yang mengakibatkan udara lembab mengalir lebih kuat dari Samudra Pasifik ke arah Indonesia.
 
Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu Anang Anwar menyebutkan jika hingga akhir November hujan akan terus terjadi di seluruh wilayah Provinsi Bengkulu.
 
"Untuk puncak hujan di perkirakan sampai dengan akhir bulan ini, sebab sekarang kita sedang menghadapi puncak musim hujan untuk wilayah Bengkulu dengan intensitas sedang hingga lebat," terang Anang.
 
Curah hujan tinggi yang terjadi di wilayah Bengkulu disebabkan terjadinya proses pembentukan awan hujan di seluruh wilayah provinsi itu, dengan adanya suplai uap air dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia Bagian Barat yang cukup signifikan.
 
Kemudian sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Bengkulu dan Utara Sumatra menyebabkan adanya pertemuan angin (konvergensi), belokan angin dan perlambatan kecepatan angin.
 
"Gangguan atmosfer tipe rendah terjadi di sebagian Sumatra bagian selatan serta labilitas udara yang cukup kuat dan kelembaban udara yang basah dari lapisan bawah hingga atas atmosfer Bengkulu," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan