Papua: Kapolda Papua Komisaris Jenderal Mathius D. Fakhiri menerapkan berbagai kebijakan strategis untuk menjaga keamanan di bumi Cenderawasih. Salah satu kebijakan yang mendapatkan perhatian besar adalah program afirmasi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak muda setempat untuk bergabung dalam kepolisian.
Dalam beberapa tahun terakhir, program ini telah merekrut sekitar 2.000 anak muda setiap tahunnya dan ditargetkan akan mencapai total 12.000 personel polisi dari Papua pada tahun 2028.
"Saya ingin memberikan kesempatan kepada generasi muda Papua untuk berkontribusi dalam menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah mereka sendiri," kata Mathius dalam sebuah wawancara, Sabtu, 28 September 2024.
Dia menjelaskan program afirmasi ini tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah personel keamanan lokal, tetapi juga membawa efek positif bagi perekonomian Papua. Dengan lebih banyaknya anak muda yang mendapatkan pekerjaan, kesejahteraan masyarakat Papua juga semakin meningkat.
Mathius merupakan sosok putra asli Papua yang semakin dikenal sejak menjabat sebagai Kapolda Papua, di mana ia bertanggung jawab atas keamanan di empat provinsi sekaligus: Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Lahir pada 6 Januari 1968 di Ransiki, Manokwari Selatan, Mathius adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Ia merupakan putra dari pasangan Nathalis Yame Fakhiri, seorang Letkol (Purn) dari suku Awyu, dan Martha Kabuare dari Inawatan.
Karier gemilang Mathius di kepolisian membuatnya dianugerahi pangkat bintang tiga, menjadikannya satu-satunya kapolda di Indonesia yang berpangkat Komisaris Jenderal. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Papua, wilayah yang sering kali berhadapan dengan situasi konflik.
Di luar jabatannya sebagai kapolda, Mathius juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat. Berbagai lapisan masyarakat, baik dari kalangan asli Papua maupun pendatang, memberikan dukungan penuh kepadanya.
Mereka menilai Mathius sebagai pemimpin yang dapat memahami dan menjawab kebutuhan masyarakat Papua. Tak hanya itu, ia juga mendapatkan dukungan dari 15 partai politik untuk maju dalam Pilkada Papua mendatang.
Meskipun dorongan untuk terjun ke dunia politik semakin kuat, Mathius tetap rendah hati dan lebih memilih untuk fokus pada tugas utamanya sebagai pelayan keamanan.
"Bagi saya, yang terpenting adalah terus memberikan kontribusi nyata untuk Papua, apapun bentuknya," jelas Mathius.
Papua: Kapolda Papua Komisaris Jenderal Mathius D. Fakhiri menerapkan berbagai kebijakan strategis untuk menjaga keamanan di bumi Cenderawasih. Salah satu kebijakan yang mendapatkan perhatian besar adalah program afirmasi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak muda setempat untuk bergabung dalam
kepolisian.
Dalam beberapa tahun terakhir, program ini telah merekrut sekitar 2.000 anak muda setiap tahunnya dan ditargetkan akan mencapai total 12.000 personel polisi dari Papua pada tahun 2028.
"Saya ingin memberikan kesempatan kepada generasi muda Papua untuk berkontribusi dalam menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah mereka sendiri," kata Mathius dalam sebuah wawancara, Sabtu, 28 September 2024.
Dia menjelaskan program afirmasi ini tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah personel keamanan lokal, tetapi juga membawa efek positif bagi perekonomian Papua. Dengan lebih banyaknya anak muda yang mendapatkan pekerjaan, kesejahteraan masyarakat Papua juga semakin meningkat.
Mathius merupakan sosok putra asli Papua yang semakin dikenal sejak menjabat sebagai Kapolda Papua, di mana ia bertanggung jawab atas keamanan di empat provinsi sekaligus: Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Lahir pada 6 Januari 1968 di Ransiki, Manokwari Selatan, Mathius adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Ia merupakan putra dari pasangan Nathalis Yame Fakhiri, seorang Letkol (Purn) dari suku Awyu, dan Martha Kabuare dari Inawatan.
Karier gemilang Mathius di kepolisian membuatnya dianugerahi pangkat bintang tiga, menjadikannya satu-satunya kapolda di Indonesia yang berpangkat Komisaris Jenderal. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Papua, wilayah yang sering kali berhadapan dengan situasi konflik.
Di luar jabatannya sebagai kapolda, Mathius juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat. Berbagai lapisan masyarakat, baik dari kalangan asli Papua maupun pendatang, memberikan dukungan penuh kepadanya.
Mereka menilai Mathius sebagai pemimpin yang dapat memahami dan menjawab kebutuhan masyarakat Papua. Tak hanya itu, ia juga mendapatkan dukungan dari 15 partai politik untuk maju dalam Pilkada Papua mendatang.
Meskipun dorongan untuk terjun ke dunia politik semakin kuat, Mathius tetap rendah hati dan lebih memilih untuk fokus pada tugas utamanya sebagai pelayan keamanan.
"Bagi saya, yang terpenting adalah terus memberikan kontribusi nyata untuk Papua, apapun bentuknya," jelas Mathius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)