Semarang: Sungai Bengawan Solo di Provinsi Jawa Tengah kembali tercemar limbah industri. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku memiliki bukti beberapa perusahaan yang membuang langsung limbah industri ke sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.
"Tadi dalam rapat, ada dua perusahaan besar yang kami mintai keterangan. Satu mengaku membuang (limbah) langsung ke sungai. Tadi mengaku salah dan sedang diperbaiki, satu atau dua hari selesai. Saya tegur keras tadi," kata Ganjar, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 9 Juni 2020.
Ganjar menerangkan, perusahaan yang membuang limbah ke Bengawan Solo berdalih sedang mengalami kerusakan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) industri. Ganjar memberi kesempatan kepada manajemen dua perusahaan itu memperbaiki IPAL.
"Saya peringatkan mereka. Kalau nanti tidak bisa, maka kami ambil tindakan hukum," tegas Ganjar.
Baca: Ganjar Sebut Pencemaran Sungai Bengawan Solo Berkurang
Ganjar mengingatkan kepada seluruh industri besar dan kecil di sepanjang Sungai Bengawan Solo untuk mematuhi komitmen yang disepakati bersama pada Desember 2019. Dia mengatakan pada akhir 2019 telah memberi waktu 12 bulan untuk memperbaiki saluran limbah.
"Hari ini terjadi pencemaran lagi, meskipun tidak separah tahun lalu. Selama ini kami sudah berusaha mengendalikan. Beberapa komunitas dan usaha kecil seperti pabrik ciu, peternakan babi, tekstil sudah memperbaiki. Tapi, ada beberapa yang masih nekat membuang langsung limbahnya ke sungai," jelas Ganjar.
Dia menerangkan, kesepatan yang dibuat oleh industri di Bengawan Solo sudah berusia tujuh bulan. Apabila setelah melewati 12 bulan dan masih ada perusahaan yang membuang limbah ke Bengawan Solo, Ganjar bakal menyeret industri ke jalur hukum.
"Karena ini belum ada setahun, saya peringatkan dulu. Tapi kalau besok terjadi lagi, sanksinya langsung saya tutup," tegas Ganjar.
Dia mengaku segera membentuk tim patroli sungai. Tim patroli merupakan gabungan dari Pemerintah Provinsi Jateng dan Jawa Timur serta Pemerintah Kabupaten dan Kota.
"Kami sudah sepakat dengan Jatim untuk membuat patroli. Tim itu sudah dibentuk, minggu depan saya minta turun semuanya. Masyarakat juga saya minta membantu mengawasi," beber Ganjar.
Semarang: Sungai Bengawan Solo di Provinsi Jawa Tengah kembali tercemar limbah industri. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku memiliki bukti beberapa perusahaan yang membuang langsung limbah industri ke sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.
"Tadi dalam rapat, ada dua perusahaan besar yang kami mintai keterangan. Satu mengaku membuang (limbah) langsung ke sungai. Tadi mengaku salah dan sedang diperbaiki, satu atau dua hari selesai. Saya tegur keras tadi," kata Ganjar, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 9 Juni 2020.
Ganjar menerangkan, perusahaan yang membuang limbah ke Bengawan Solo berdalih sedang mengalami kerusakan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) industri. Ganjar memberi kesempatan kepada manajemen dua perusahaan itu memperbaiki IPAL.
"Saya peringatkan mereka. Kalau nanti tidak bisa, maka kami ambil tindakan hukum," tegas Ganjar.
Baca: Ganjar Sebut Pencemaran Sungai Bengawan Solo Berkurang
Ganjar mengingatkan kepada seluruh industri besar dan kecil di sepanjang Sungai Bengawan Solo untuk mematuhi komitmen yang disepakati bersama pada Desember 2019. Dia mengatakan pada akhir 2019 telah memberi waktu 12 bulan untuk memperbaiki saluran limbah.
"Hari ini terjadi pencemaran lagi, meskipun tidak separah tahun lalu. Selama ini kami sudah berusaha mengendalikan. Beberapa komunitas dan usaha kecil seperti pabrik ciu, peternakan babi, tekstil sudah memperbaiki. Tapi, ada beberapa yang masih nekat membuang langsung limbahnya ke sungai," jelas Ganjar.
Dia menerangkan, kesepatan yang dibuat oleh industri di Bengawan Solo sudah berusia tujuh bulan. Apabila setelah melewati 12 bulan dan masih ada perusahaan yang membuang limbah ke Bengawan Solo, Ganjar bakal menyeret industri ke jalur hukum.
"Karena ini belum ada setahun, saya peringatkan dulu. Tapi kalau besok terjadi lagi, sanksinya langsung saya tutup," tegas Ganjar.
Dia mengaku segera membentuk tim patroli sungai. Tim patroli merupakan gabungan dari Pemerintah Provinsi Jateng dan Jawa Timur serta Pemerintah Kabupaten dan Kota.
"Kami sudah sepakat dengan Jatim untuk membuat patroli. Tim itu sudah dibentuk, minggu depan saya minta turun semuanya. Masyarakat juga saya minta membantu mengawasi," beber Ganjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)