Labuan Bajo: PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) bersama MPM Honda Jatim yang beroperasi di Jawa Timur dan NTT kembali melakukan simbolis penanaman bibit mangrove di Muara Sungai Kali Terang, Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Di tahun ini, 30.000 bibit mangrove ditanam di lahan seluas 3 hektar. Program ini dimulai sejak tahun 2022, sehingga saat ini total ada sebanyak 60.000 bibit mangrove telah ditanam di lahan seluas 6 hektar di area konservasi mangrove MPM dan semuanya tumbuh baik dengan tingkat kelulushidupan hingga 85%.
Program rehabilitasi mangrove ini diinisiasi MPMX melalui berbagai tahapan untuk memastikan bahwa lokasi dan penerima manfaat merupakan target yang tepat bagi program ini.
Program keberlanjutan ini dilakukan melalui pembibitan mangrove secara mandiri dan membangun kawasan konservasi serta ekowisata mangrove untuk mengajak masyarakat kenal dan peduli akan tanaman ini.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hutan mangrove di Indonesia mengalami degradasi yang signifikan akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Mangrove merupakan ekosistem penting yang berfungsi sebagai benteng alamiah terhadap erosi pantai, penyerap karbon, dan habitat bagi berbagai spesies laut.
"MPM berkomitmen kuat untuk terus berkontribusi pada pelestarian lingkungan melalui program penanaman mangrove. Ini adalah langkah konkret kami untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup," ujar Group CFO MPMX, Beatrice Kartika.
Pemanfaatan buah mangrove
Beatrice menambahkan, selain fokus pada penanaman bibit mangrove, MPM juga aktif dalam pemberdayaan masyarakat lokal. Salah satu program yang akan diberikan tahun ini adalah pelatihan pemanfaatan buah mangrove, seperti menjadi bahan makanan atau produk lainnya yang bernilai ekonomis.
"Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat lingkungan, tetapi juga manfaat ekonomi dari keberadaan mangrove. MPM berharap masyarakat dapat melihat mangrove tidak hanya sebagai bagian dari lingkungan mereka, tetapi juga sebagai sumber daya yang bisa meningkatkan kesejahteraan mereka," tutup Beatrice.
Labuan Bajo: PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (
MPMX) bersama MPM Honda Jatim yang beroperasi di Jawa Timur dan NTT kembali melakukan simbolis penanaman bibit
mangrove di Muara Sungai Kali Terang, Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Di tahun ini, 30.000 bibit mangrove ditanam di lahan seluas 3 hektar. Program ini dimulai sejak tahun 2022, sehingga saat ini total ada sebanyak 60.000 bibit mangrove telah ditanam di lahan seluas 6 hektar di area konservasi mangrove MPM dan semuanya tumbuh baik dengan tingkat kelulushidupan hingga 85%.
Program rehabilitasi mangrove ini diinisiasi MPMX melalui berbagai tahapan untuk memastikan bahwa lokasi dan penerima manfaat merupakan target yang tepat bagi program ini.
Program keberlanjutan ini dilakukan melalui pembibitan mangrove secara mandiri dan membangun kawasan konservasi serta ekowisata mangrove untuk mengajak masyarakat kenal dan peduli akan tanaman ini.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hutan mangrove di Indonesia mengalami degradasi yang signifikan akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Mangrove merupakan ekosistem penting yang berfungsi sebagai benteng alamiah terhadap erosi pantai, penyerap karbon, dan habitat bagi berbagai spesies laut.
"MPM berkomitmen kuat untuk terus berkontribusi pada pelestarian lingkungan melalui program penanaman mangrove. Ini adalah langkah konkret kami untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup," ujar Group CFO MPMX, Beatrice Kartika.
Pemanfaatan buah mangrove
Beatrice menambahkan, selain fokus pada penanaman bibit mangrove, MPM juga aktif dalam pemberdayaan masyarakat lokal. Salah satu program yang akan diberikan tahun ini adalah pelatihan pemanfaatan buah mangrove, seperti menjadi bahan makanan atau produk lainnya yang bernilai ekonomis.
"Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat lingkungan, tetapi juga manfaat ekonomi dari keberadaan mangrove. MPM berharap masyarakat dapat melihat mangrove tidak hanya sebagai bagian dari lingkungan mereka, tetapi juga sebagai sumber daya yang bisa meningkatkan kesejahteraan mereka," tutup Beatrice.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)