Jakarta: Seorang santri berinisial MA berusia 14 tahun di Blitar, Jawa Timur meninggal dunia usai dikeroyok oleh belasan temannya di dalam pondok pesantren. Peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan tersebut terjadi pada Selasa malam, 2 Januari 2024 sekitar pukul 23.00 WIB.
Peristiwa ini bermula saat santri asal Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan Blitar dituduh mencuri uang saku sejumlah rekannya. Para santri yang emosi kemudian langsung menghajar korban hingga tak sadarkan diri.
Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Aulia, Kabupaten Blitar namun melihat kondisinya yang parah, korban akhirnya dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar oleh keluarganya. Meski telah mendapatkan perawatan medis, namun nyawa korban tidak tertolong.
Akibat peristiwa ini, pihak keluarga korban sudah melaporkan kasus pengeroyokan ini ke Polres Blitar. Sementara itu, UPT PPA Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Kabupaten Blitar pun, kini masih melakukan pendampingan terhadap keluarga korban dan para pelaku.
Kasatreskrim Polres Blitar AKP Febby Pahlevi Rizal mengatakan saat ini pihaknya masih mengusut perkara ini. Sejumlah saksi juga diketahui telah diperiksa terkait dengan kejadian ini.
"Sampai dengan saat ini sudah 21 orang yang telah dimintai keterangan," katanya di Blitar, Minggu, 7 Januari 2024.
Hingga kini, pihak kepolisian masih enggan menjelaskan perkembangan penyelidikan tersebut, termasuk soal penetapan tersangka. Ia hanya mengatakan kasus ini masih terus diselidiki.
Jakarta: Seorang santri berinisial MA berusia 14 tahun di
Blitar, Jawa Timur meninggal dunia usai dikeroyok oleh belasan temannya di dalam pondok pesantren. Peristiwa
pengeroyokan dan
penganiayaan tersebut terjadi pada Selasa malam, 2 Januari 2024 sekitar pukul 23.00 WIB.
Peristiwa ini bermula saat santri asal Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan Blitar dituduh mencuri uang saku sejumlah rekannya. Para santri yang emosi kemudian langsung menghajar korban hingga tak sadarkan diri.
Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Aulia, Kabupaten Blitar namun melihat kondisinya yang parah, korban akhirnya dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar oleh keluarganya. Meski telah mendapatkan perawatan medis, namun nyawa korban tidak tertolong.
Akibat peristiwa ini, pihak keluarga korban sudah melaporkan kasus pengeroyokan ini ke Polres Blitar. Sementara itu, UPT PPA Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Kabupaten Blitar pun, kini masih melakukan pendampingan terhadap keluarga korban dan para pelaku.
Kasatreskrim
Polres Blitar AKP Febby Pahlevi Rizal mengatakan saat ini pihaknya masih mengusut perkara ini. Sejumlah saksi juga diketahui telah diperiksa terkait dengan kejadian ini.
"Sampai dengan saat ini sudah 21 orang yang telah dimintai keterangan," katanya di Blitar, Minggu, 7 Januari 2024.
Hingga kini, pihak kepolisian masih enggan menjelaskan perkembangan penyelidikan tersebut, termasuk soal penetapan tersangka. Ia hanya mengatakan kasus ini masih terus diselidiki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)