Ketua Delegasi Kunjungan Diplomasi BKSAPDPR Putu Supadma Rudana saat di Namibia. Istinewa
Ketua Delegasi Kunjungan Diplomasi BKSAPDPR Putu Supadma Rudana saat di Namibia. Istinewa

BKSAP: Namibia Ingin Belajar Teknologi Air dan Pangan dengan Indonesia

Al Abrar • 11 Juni 2024 11:28
Jakarta: Ketua Delegasi Kunjungan Diplomasi Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana mengatakan, parlemen Indonesia siap menjembatani potensi kerja sama berbagai bidang antara Indonesia dengan Namibia. Hal itu disampaikannya usa kunjungan kerja bersama anggota BKSAP ke Namibia, Afrika, 2-8 juni lalu.
 
Putu menyampaikan ada beberapa hal yang dibahas di antaranya ketahanan pangan (food security), ketahanan air (water security), pertanian, perikanan, pendidikan, dan kebudayaan. Menurut dia, Namibia dengan iklim yang sangat berat menyebabkan terjadinya kekeringan yang parah dan terbatasnya sumber air.
 
Legislator asal Bali ini mengatakan, Namibia ingin sekali belajar kepada Indonesia tentang menjaga ketahanan pangan, ketahanan air secara berkelanjutan untuk memberikan layanan akses air bersih bagi masyarakat Namibia. 

Karena menurutnya, Indonesia merupakan negara yang terdiri dari kepulauan serta cukup mampu mengelola air dengan kearifan lokal yang dimiliki. Dan Indonesia baru saja menjadi tuan rumah Forum Air Dunia (World Water Forum) ke-10 di Bali Tahun 2024. Yang menghasilkan komitmen dimana parlemen dunia akan membentuk jaringan kaukus air dan mengarustamakan berbagai kerja sama untuk menjaga ketahanan air.
 
“Namibia tidak memiliki banyak sumber air. Oleh karena itu Namibia ingin belajar kepada Indonesia tentang menjaga ketahanan air, agar bisa mengakses air bersih bagi masyarakat secara mandiri. Dan bersama mencari solusi untuk mewujudkan teknologi air,” jelas Anggota biro Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk komite Pembangunan Keberlanjutan ini.
 
Menurut Putu, selain ketahanan air, sektor pertanian, perikanan dan pendidikan juga sangat penting bagi Namibia. Sejak 2009, Indonesia dan Namibia sudah bekerja sama di sektor pertanian melalui Universitas UGM dan Universitas Namibia.
 
"Universitas Gajah Mada (UGM) sudah sepakat dengan Kementerian Pertanian Namibia untuk menjajaki peluang kerja sama dalam pengembangan dan produksi benih tanaman pangan yang sesuai dengan kondisi lahan kering dan cuaca Namibia untuk mendukung kebijakan Namibia dalam program ketahanan pangan dan swasembada. Perluasan kerjasama antara UGM dan Namibia juga terus dilakukan di bidang perbenihan, vaksin, dan kolaborasi program KKN,” tukasnya.
 
Putu juga menyebut dalam pertemuan dibahas peningkatan konektivitas pergerakan barang agar Namibia bisa menjadi salah satu hub untuk produk-produk Indonesia yang masuk ke Afrika, serta peningkatan wisatawan Indonesia ke Afrika.
 
“Dengan begitu, Namibia memberlakukan bebas visa kepada WNI baik yang memiliki diplomatic, dinas dan regular pasport. Kita berharap, agar Indonesia mempertimbangkan untuk memberlakukan hal yang sama,” ungkapnya.
 
Hingga kini, Indonesia dan Namibia terus menjalin hubungan kerja sama di berbagai bidang menyangkut kerja sama di bidang infrastruktur, kemaritiman dan khususnya dalam upaya memerangi illegal fishing. Peningkatan kerja sama tersebut dibahas dalam kunjungan kenegaraan Presiden Republik Namibia Hage Gottfried Geingob, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 30 Agustus 2018 yang lalu. Diharapkan pemerintah Indonesia juga melakukan kunjungan balasan ke Namibia.
 
Kunjungan Diplomasi BKSAP ini diterima secara resmi oleh Ketua National Assembly Namibia, delegasi BKSAP kemudian diterima oleh Chairperson of National Council, Hon. Lukas Sinimbo Muha di National Council Building, Windhoek, Khomas Region, Namibia. Ikut mendampingi, Duta Besar RI untuk Namibia, Wisnu Edi Pratignyo.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan