Makassar: Sulawesi Selatan yang memiliki 3.047 desa pada 2022 ditargetkan sekitar 8 persen atau 240 desa di antaranya menjadi lokus percepatan penurunan stunting.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Sulsel, Nurseha pada Rakerda Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel mengatakan 240 desa itu pada 2022 menjadi fokus untuk pendampingan membantu percepatan penurunan prevalensi stunting.
"Kegiatan tersebut tentu melibatkan para pihak dan mitra di lapangan, mulai dari sosialisasi dan penerapan masa emas kehidupan yakni 1.000 hari pertama kehidupan, hingga pendampingan keluarga yang berpotensi memiliki anggota keluarga stunting," kata Nurseha di Makassar, Rabu, 16 Maret 2022.
Baca: Pemerintah Targetkan Angka Stunting Kabupaten Madiun di Bawah 5%
Dia menjelaskan pendampingan berdasarkan hasil pendataan keluarga 2021, sehingga diharapkan dapat tepat sasaran di lapangan.
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani, mengatakan pada 2022 akan difokuskan untuk menjangkau 24 kabupaten/kota yang memiliki potensi stunting.
"Terutama ini kami lakukan pemantauan di daerah yang memiliki prevalensi tertinggi di Sulsel yakni di Kabupaten Jeneponto," kata Andi Ritamariani.
Sedang yang patut diapresiasi dengan prevalensi yang paling rendah adalah Kota Makassar yang hanya 4 persen.
Meskipun demikian, tetap diberikan intervensi seperti daerah lainnya, karena tidak semua lokasi atau kecamatan memiliki kondisi yang sama.
Makassar: Sulawesi Selatan yang memiliki 3.047 desa pada 2022 ditargetkan sekitar 8 persen atau 240 desa di antaranya menjadi lokus percepatan penurunan
stunting.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Sulsel, Nurseha pada Rakerda Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel mengatakan 240 desa itu pada 2022 menjadi fokus untuk pendampingan membantu percepatan penurunan prevalensi stunting.
"Kegiatan tersebut tentu melibatkan para pihak dan mitra di lapangan, mulai dari sosialisasi dan penerapan masa emas kehidupan yakni 1.000 hari pertama kehidupan, hingga pendampingan keluarga yang berpotensi memiliki anggota keluarga stunting," kata Nurseha di Makassar, Rabu, 16 Maret 2022.
Baca:
Pemerintah Targetkan Angka Stunting Kabupaten Madiun di Bawah 5%
Dia menjelaskan pendampingan berdasarkan hasil pendataan keluarga 2021, sehingga diharapkan dapat tepat sasaran di lapangan.
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani, mengatakan pada 2022 akan difokuskan untuk menjangkau 24 kabupaten/kota yang memiliki potensi stunting.
"Terutama ini kami lakukan pemantauan di daerah yang memiliki prevalensi tertinggi di Sulsel yakni di Kabupaten Jeneponto," kata Andi Ritamariani.
Sedang yang patut diapresiasi dengan prevalensi yang paling rendah adalah Kota Makassar yang hanya 4 persen.
Meskipun demikian, tetap diberikan intervensi seperti daerah lainnya, karena tidak semua lokasi atau kecamatan memiliki kondisi yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)