Tangkapan layar pusat gempa susulan di selatan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dirilis BMKG, Minggu (2/7/2023). (ANTARA/HO-BMKG)
Tangkapan layar pusat gempa susulan di selatan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dirilis BMKG, Minggu (2/7/2023). (ANTARA/HO-BMKG)

BMKG Catat 53 After Shock setelah Gempa di DIY

Antara • 02 Juli 2023 10:53
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 53 gempa susulan terjadi setelah gempa berkekuatan magnitudo 6 yang mengguncang Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat malam, 30 Juni 2023.
 
"Hingga pagi ini BMKG mencatat 53 gempa susulan di Selatan DIY," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Minggu, 2 Juli 2023.
 
Ia menambahkan, tercatat gempa susulan dengan magnitudo terbesar yakni M4,2 dan terkecil M2,7 hingga pukul 07.00 WIB.

Selain itu episenter gempa yang terjadi di Samudera Hindia itu menjadi sebuah pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
 
Ia mengatakan zona subduksi aktif itu tidak hanya dapat menimbulkan gempa bumi, tetapi juga tsunami.
 
Catatan sejarah tsunami di selatan Pulau Jawa telah terjadi sebanyak delapan kali dengan rincian tahun 1818, 1840, 1859, 1904, 1921, 1957, 1994 di Banyuwangi, dan 2006 di Pangandaran.
 
Baca juga: Pascagempa Bantul, Sarana dan Fasilitas Energi di Wilayah DIY dan Jateng Aman

"Ini merupakan catatan penting terkait dengan potensi dan bahaya gempa serta tsunami di selatan Yogyakarta dan selatan Jawa pada umumnya," kata Daryono.
 
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan gempa susulan usai gempa bermagnitudo 6 guncangannya tidak dirasakan manusia.
 
"Jadi tidak terasa sama sekali ada gempa susulan, yang mencatat hanya alat," ujar dia.
 
Ia meminta masyarakat agar menghindari bangunan yang mengalami kerusakan secara struktur pascagempa pada Jumat malam lalu.
 
Masyarakat juga harus mewaspadai gempa susulan yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan yang sudah retak-retak atau rusak.
 
"Kami minta masyarakat agar tidak menempati bangunan yang secara struktur sudah rusak," ujar Dwikorita.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan