Tim gabungan berkoordinasi evakuasi penambang di dalam lubang tambang emas, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Rabu 26 Juli 2023. Antara/HO-Basarnas Cilacap
Tim gabungan berkoordinasi evakuasi penambang di dalam lubang tambang emas, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Rabu 26 Juli 2023. Antara/HO-Basarnas Cilacap

8 Penambang Emas di Banyumas Terjebak dalam Lubang Sejak Kemarin

Antara • 26 Juli 2023 15:47
Banyumas: Tim search and rescue (SAR) gabungan yang dikoordinasi Kantor SAR Cilacap melakukan upaya evakuasi terhadap delapan penambang yang dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang emas rakyat, Desa Pancurendang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
 
"Delapan penambang itu dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang sejak hari Selasa, 25 Juli, pukul 23.00 WIB, karena tiba-tiba datang air yang menggenangi area pertambangan," kata Kepala Kantor SAR Cilacap, Adah Sudarsa, di Banyumas, Rabu, 26 Juli 2023.
 
Baca: Pekerja Tambang Pamer Hujan Salju di PT Freeport Papua
 

Dia mengatakan berdasarkan data, delapan penambang yang terjebak itu terdiri atas Cecep Suriyana (29), Rama Abd Rohman (38), Ajat (29), Mad Kholis (32), Marmumin (32), Muhidin (44), Jumadi (33), serta Mulyadi (40) dan seluruhnya berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
 
Menurut dia pihaknya telah memberangkatkan satu tim penolong Basarnas Kantor SAR Cilacap dan satu tim penolong dari Unit Siaga SAR Banyumas menuju lokasi kejadian dengan membawa berbagai peralatan pertolongan seperti alat selam, detektor gas, dan alat pendukung lainnya.

"Tim dari Kantor SAR Cilacap maupun Unit Siaga SAR itu kami terjunkan untuk operasi pencarian dan pertolongan guna menyelamatkan para penambang yang terjebak di bawah tanah," jelas Adah.
 
Sementara Kepala Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas, Komisaris Besar Edy Suranta Sitepu, mengatakan berdasarkan hasil interogasi terhadap Karipto selaku Kepala Dusun 2, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, diketahui bahwa area tambang emas tersebut belum berizin meskipun telah beroperasi sejak tahun 2014 dan menjadi mata pencaharian sekitar 80 persen warga setempat.
 
Menurut dia dari hasil interogasi juga diketahui bahwa pembukaan tambang dilakukan karena adanya kesepakatan antara pemilik lahan dan penambang dengan persentase bagi hasil sebesar 20 persen untuk pemilik lahan, 20 persen untuk pemodal, dan 60 persen untuk pekerja.
 
"Saat ini ada 35 lapak tambang namun hanya 30 lapak yang aktif dengan pekerja dari masyarakat sekitar," jelasnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan