"Kami dalam dua hari puasa Ramadan mendapatkan hasil penjualan kolang-kaling Rp10 juta/hari dengan harga Rp20 ribu dari 500 kilogram itu," kata Sulaeman, (45), pedagang kolang kaling di Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Sabtu.
Berdasarkan pengalaman, permintaan kolang kaling saat Ramadan meningkat dibandingkan hari-hari biasa. Pada hari biasa Sulaeman mengaku paling banyak menjual kolang kaling sebanyak 100 kilogram, namun saat Ramadan mencapai 500 kilogram.
Kebanyakan warga membeli kolang kaling saat Ramadhn itu untuk makanan berbuka puasa.
Masyarakat menjadikan kolang-kaling sebagai makanan campuran untuk kolak dan minuman es.
"Kami sangat terbantu dengan berjualan kolang kaling yang meningkat selama Ramadan," katanya.
Ia menyebutkan kolang kaling yang dijualnya itu diperoleh dari petani aren di Kecamatan Malingping. Petani di Malingping saat Ramadan memproduksi kolang-kaling kemudian disalurkan ke sejumlah daerah di Banten.
Sementara itu, Junaedi, (45), pengumpul kolang-kaling di Rangkasbitung mengaku setiap hari
bisa meraup keuntungan sekitar Rp2 juta. Kolang-kaling itu diperoleh dari petani Kecamatan Sobang, Cigemblong, Cibeber, Muncang dan Cijaku.
Baca: BBPOM Aceh: Takjil di Banda Aceh Aman Dari Zat Berbahaya |
Daerah-daerah itu merupakan sentra perkebunan aren yang menghasilkan kolang-kaling dan gula aren.
"Kami sehari bisa menjual antara tiga sampai empat ton dari sebelumnya satu ton," katanya.
Menurut dia, kualitas kolang kaling Kabupaten Lebak cukup bagus sehingga banyak permintaan dari daerah itu hingga Tangerang dan DKI Jakarta. Saat ini, kata dia, permintaan kolang-kaling sangat menguntungkan bagi petani selama Ramadan.
"Kami kadang kewalahan melayani permintaan para pedagang pengecer saat Ramadan," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News