Jakarta: Pesta demokrasi Pemilu 2024 diharapkan tak mengganggu jalannnya roda perekonomian nasional. Dari itu, dibutuhkan stabilitas iklim politik dan ekonomi meski di tengah tensi politik yang menghangat di Pemilu 2024 mendatang.
“Satu putaran ini bisa jadi salah satu hal positif untuk mengakselerasi program-program yang ada. Itu jadi harapan kami. Tren pertumbuhan ekonomi di 5 persen bisa makin tinggi jika uang beredar makin besar. Terobosan kebijakan finansial di pemerintahan yang baru ini jadi hal yang sangat penting,” kata Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2023.
Selain mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, Anggawira menilai, Pilpres yang berlangsung lebih cepat tak berlarut-larut satu putaran juga dapat mempercepat program-program pemerintah yang sedang berjalan.
“Peluang untuk mengakselerasi program-program yang ada bisa lebih cepat lagi,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik M Qodari menjelaskan ada penghematan biaya hingga Rp17 triliun jika Pilpres berlangsung lebih cepat. Uang itu nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, termasuk pemberian subsidi kepada rakyat yang membutuhkan.
Kemudian, secara politis, juga bisa menjaga kestabilan dalam negeri dan juga meminimalisasi ancaman polarisasi di masyarakat.
"Saya melihat potensi polarisasi ini besar sekali karena begitu calon cuma dua, maka akan berhadap-hadapan termasuk isu primodial dan isu agama akan muncul,” kata Qodari.
"Anies pasti akan diplot sebagai calon Islami. Pak Prabowo mohon maaf dengan berat hati saya katakan pasti dicap sebagai calon Kristen. Pak Jokowi pernah dicap Kristen padahal bukan Kristen. Pak Prabowo dengan sangat mudah pasti dicap dengan isu-isu primordial,” sambungnya.
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai September 2023 selalu berada di kisaran 5 persen. Pada kuartal pertama, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen. Kemudian pada kuartal kedua meningkat menjadi 5,17 persen. Pada periode setelahnya (Juli-September) atau kuartal ketiga, perekonomian Indonesia sedikit melambat menjadi 4,94 persen.
Jakarta: Pesta demokrasi
Pemilu 2024 diharapkan tak mengganggu jalannnya roda perekonomian nasional. Dari itu, dibutuhkan stabilitas iklim politik dan ekonomi meski di tengah tensi politik yang menghangat di Pemilu 2024 mendatang.
“Satu putaran ini bisa jadi salah satu hal positif untuk mengakselerasi program-program yang ada. Itu jadi harapan kami. Tren
pertumbuhan ekonomi di 5 persen bisa makin tinggi jika uang beredar makin besar. Terobosan kebijakan finansial di pemerintahan yang baru ini jadi hal yang sangat penting,” kata Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2023.
Selain mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, Anggawira menilai,
Pilpres yang berlangsung lebih cepat tak berlarut-larut satu putaran juga dapat mempercepat program-program pemerintah yang sedang berjalan.
“Peluang untuk mengakselerasi program-program yang ada bisa lebih cepat lagi,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik M Qodari menjelaskan ada penghematan biaya hingga Rp17 triliun jika Pilpres berlangsung lebih cepat. Uang itu nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, termasuk pemberian subsidi kepada rakyat yang membutuhkan.
Kemudian, secara politis, juga bisa menjaga kestabilan dalam negeri dan juga meminimalisasi ancaman polarisasi di masyarakat.
"Saya melihat potensi polarisasi ini besar sekali karena begitu calon cuma dua, maka akan berhadap-hadapan termasuk isu primodial dan isu agama akan muncul,” kata Qodari.
"Anies pasti akan diplot sebagai calon Islami. Pak Prabowo mohon maaf dengan berat hati saya katakan pasti dicap sebagai calon Kristen. Pak Jokowi pernah dicap Kristen padahal bukan Kristen. Pak Prabowo dengan sangat mudah pasti dicap dengan isu-isu primordial,” sambungnya.
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai September 2023 selalu berada di kisaran 5 persen. Pada kuartal pertama, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen. Kemudian pada kuartal kedua meningkat menjadi 5,17 persen. Pada periode setelahnya (Juli-September) atau kuartal ketiga, perekonomian Indonesia sedikit melambat menjadi 4,94 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)