Solo: Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Sofyan Anif berjanji bakal menyelesaikan kasus dosen mesum pekan ini. Hal tersebut terungkap dari kesepakatan antara aliansi mahasiswa UMS dengan pihak Rektorat.
"Rektor UMS akan memberikan klarifikasi terkait kasus pelecehan seksual yang beredar di UMS paling lambat 3x24 jam di hadapan media," ujarnya, di Solo, Kamis, 18 Juli 2024.
Selain itu, UMS juga akan segera mengesahkan pedoman pencegahan dan penanganan kekerasan seksual selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2024. Kemudian kesepakatan lain diterapkan dalam penyusunan pedoman pencegahan dan penanganan kekerasan seksual tersebut, UMS akan melibatkan perwakilan mahasiswa di setiap fakultas.
Selain itu, UMS juga akan memerintahkan seluruh pelaku kekerasan seksual di lingkungan universitas yang telah terbukti tindak kejahatannya agar memberikan permohonan maaf dan klarifikasi secara terbuka kepada civitas akademika UMS.
"UMS juga akan mengeluarkan dosen pelaku pelecehan seksual dari UMS ketika terbukti bersalah dengan mempertimbangkan hasil sidang tim komisi disiplin," tegasnya.
Sebelumnya, dosen pembimbing skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya. Hal itu mencuat setelah viral di media sosial (medsos).
Kasus dugaan pelecehan dosen pembimbing itu pertama kali diunggah pemilik akun Instagram @dpn.ums. Dalam unggahannya, tertulis "Dosen Pembimbing Mesum", disertai dengan kronologi terjadinya dugaan tindak pelecehan yang dialami mahasiswa tersebut.
Berdasarkan tulisan dalam unggahan tersebut, pelecehan terjadi di rumah sang dosen saat melakukan bimbingan skripsi pukul 22-23.00 WIB. Saat melakukan bimbingan skripsi tersebut, dosen itu meminta korban untuk memeluknya.
Korban juga bercerita dosen pembimbing tersebut memegang lututnya. "Coba peluk mr sebentar, gapapa gapapa," tulis dalam akun itu.
Solo: Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Sofyan Anif berjanji bakal menyelesaikan
kasus dosen mesum pekan ini. Hal tersebut terungkap dari kesepakatan antara aliansi mahasiswa UMS dengan pihak Rektorat.
"Rektor
UMS akan memberikan klarifikasi terkait kasus pelecehan seksual yang beredar di UMS paling lambat 3x24 jam di hadapan media," ujarnya, di Solo, Kamis, 18 Juli 2024.
Selain itu, UMS juga akan segera mengesahkan pedoman pencegahan dan penanganan kekerasan seksual selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2024. Kemudian kesepakatan lain diterapkan dalam penyusunan pedoman pencegahan dan penanganan kekerasan seksual tersebut, UMS akan melibatkan perwakilan mahasiswa di setiap fakultas.
Selain itu, UMS juga akan memerintahkan seluruh pelaku kekerasan seksual di lingkungan universitas yang telah terbukti tindak kejahatannya agar memberikan permohonan maaf dan klarifikasi secara terbuka kepada civitas akademika UMS.
"UMS juga akan mengeluarkan dosen pelaku pelecehan seksual dari UMS ketika terbukti bersalah dengan mempertimbangkan hasil sidang tim komisi disiplin," tegasnya.
Sebelumnya, dosen pembimbing skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya. Hal itu mencuat setelah viral di media sosial (medsos).
Kasus dugaan pelecehan dosen pembimbing itu pertama kali diunggah pemilik akun Instagram @dpn.ums. Dalam unggahannya, tertulis "Dosen Pembimbing Mesum", disertai dengan kronologi terjadinya dugaan tindak pelecehan yang dialami mahasiswa tersebut.
Berdasarkan tulisan dalam unggahan tersebut, pelecehan terjadi di rumah sang dosen saat melakukan bimbingan skripsi pukul 22-23.00 WIB. Saat melakukan bimbingan skripsi tersebut, dosen itu meminta korban untuk memeluknya.
Korban juga bercerita dosen pembimbing tersebut memegang lututnya. "Coba peluk mr sebentar, gapapa gapapa," tulis dalam akun itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)
