Jakarta: Gempa tektonik di wilayah Mentawai, sekitar 135 km arah barat daya Kota Mukomuko, Bengkulu, pada pukul 05.48 WIB, dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik.
"Gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia," kata Bambang dalam keterangan pers, Selasa, 3 Agustus 2021.
Baca: Dibeli Pemerintah DIY, Hotel di Malioboro Difungsikan untuk Shelter
BMKG semula menyatakan gempa yang terjadi di barat daya Mukomuko bermagnitudo 6,0 dan pusatnya berada di laut pada kedalaman 10 km di koordinat 3,17 Lintang Selatan dan 100,18 Bujur Timur, 123 km barat daya Mukomuko.
Namun BMKG kemudian menyampaikan pemutakhiran menyatakan bahwa gempa tersebut bermagnitudo 5,9 dan epesinternya berada pada kedalaman 21 km di 3,23 Lintang Selatan dan 100,11 Bujur Timur, 135 km arah barat daya Mukomuko.
Guncangan akibat gempa bumi tersebut dirasakan pada skala III-IV MMI di Mukomuko; pada skala II-III MMI di Bengkulu Utara, Padang, dan Pariaman; serta pada skala II MMI di Kepahiang, Kota Bengkulu, dan Curup.
Pada skala II MMI getaran dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Pada skala III MMI getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seakan ada truk yang berlalu. Getaran pada skala IV MMI pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan menyebabkan pintu dan jendela berderik.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi di barat daya Mukomuko. Bambang mengatakan berdasarkan pemodelan gempa yang terjadi di barat daya Mukomuko tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
BMKG mencatat setelah gempa pertama hingga pukul 06.30 WIB terjadi dua aktivitas gempa susulan dengan magnitudo 5,4 dan 3,6.
Jakarta:
Gempa tektonik di wilayah Mentawai, sekitar 135 km arah barat daya Kota Mukomuko, Bengkulu, pada pukul 05.48 WIB, dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik.
"Gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia," kata Bambang dalam keterangan pers, Selasa, 3 Agustus 2021.
Baca:
Dibeli Pemerintah DIY, Hotel di Malioboro Difungsikan untuk Shelter
BMKG semula menyatakan gempa yang terjadi di barat daya Mukomuko bermagnitudo 6,0 dan pusatnya berada di laut pada kedalaman 10 km di koordinat 3,17 Lintang Selatan dan 100,18 Bujur Timur, 123 km barat daya Mukomuko.
Namun BMKG kemudian menyampaikan pemutakhiran menyatakan bahwa gempa tersebut bermagnitudo 5,9 dan epesinternya berada pada kedalaman 21 km di 3,23 Lintang Selatan dan 100,11 Bujur Timur, 135 km arah barat daya Mukomuko.
Guncangan akibat gempa bumi tersebut dirasakan pada skala III-IV MMI di Mukomuko; pada skala II-III MMI di Bengkulu Utara, Padang, dan Pariaman; serta pada skala II MMI di Kepahiang, Kota Bengkulu, dan Curup.
Pada skala II MMI getaran dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Pada skala III MMI getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seakan ada truk yang berlalu. Getaran pada skala IV MMI pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan menyebabkan pintu dan jendela berderik.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi di barat daya Mukomuko. Bambang mengatakan berdasarkan pemodelan gempa yang terjadi di barat daya Mukomuko tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
BMKG mencatat setelah gempa pertama hingga pukul 06.30 WIB terjadi dua aktivitas gempa susulan dengan magnitudo 5,4 dan 3,6.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)