Tim SAR Dog Jawa Timur membasuh anjingnya saat melakukan pencarian korban banjir bandang di Sungai Anak Kali Brantas, Kota Batu, Jawa Timur. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru)
Tim SAR Dog Jawa Timur membasuh anjingnya saat melakukan pencarian korban banjir bandang di Sungai Anak Kali Brantas, Kota Batu, Jawa Timur. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru)

Persoalan Hulu Jadi Pemicu Banjir Bandang Kota Batu

Media Indonesia.com • 07 November 2021 18:29
Batu: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sungai purba atau sungai mati di hulu Kota Batu, Jawa Timur, tidak teraliri air memicu longsor dan banjir bandang. 
 
"Sungai-sungai mati saat hujan menjadi titik longsor karena sungai di hulu tidak terlalu lebar," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Sabtu, 6 November 2021.
 
Akibatnya, kata Abdul, material longsor menutup badan air dan membendung aliran air di bagian hulu. Saat hujan intensitas tinggi, lanjutnya, bendung-bendung alam itu tidak  mampu menahan air dan hancur. 

"Lalu, terjadilah banjir membawa volume air besar, material pasir dan pohon tumbang. Karena itu, masyarakat di bantaran sungai agar segera mengevakuasi diri saat terjadi hujan berintensitas tinggi," kata dia.
 
Mengingat La Nina sampai Januari-Februari 2021, ujar Abdul, rencana aksi susur sungai harus segera dilakukan oleh TNI, Polri dan Basarnas. Tujuannya mendeteksi dini titik-titik sumbatan atau bendung alam di hulu. 
 
Baca juga: Wilayah Terdampak Banjir Bandang di Batu Meluas ke 8 Titik
 
"Pembersihan sisa-sisa pohon tumbang harus cepat dilakukan karena berpotensi membendung aliran," imbuh dia. 
 
Selanjutnya, menanam pohon keras berakar kuat di lereng tebing dan kawasan kebun semusim.
 
Abdul mengingatkan jangan memanfaatkan lereng jalur lembah sungai untuk kebun semusim selain penting menegakkan aturan sempadan sungai. Masyarakat juga diminta siap siaga evakuasi saat hujan deras termasuk memperkuat jejaring peringatan dini berbasis masyarakat. 
 
Sementara itu Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menyatakan seluruh korban hilang sudah ditemukan. Pembersihan lokasi terdampak sudah tuntas, jalan raya pun bisa dilalui lagi. 
 
Penanganan bencana terkini, pengungsi di Balai Desa Bulukerto dan Gedung Kesenian Dusun Ginting Kota Batu sudah kembali ke rumah masing-masing. Petugas gabungan melanjutkan pembersihan material banjir bandang termasuk memperbaiki kerusakan akibat bencana yang membuat tujuh orang meninggal dunia tersebut.
 
"Petugas membangun kembali rumah rusak berat milik korban bencana," terang Dewanti.
 
Banjir bandang pada Kamis, 4 November 2021, di delapan desa merusak 35 rumah, 33 rumah terendam lumpur, menghanyutkan 7 mobil dan 107 ekor hewan ternak, 73 motor, serta menghancurkan 10 kandang. Banjir juga merusak tanaman pertanian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan