Surabaya: Jawa Timur (Jatim) menjadi daerah dengan klaster pembelajaran tatap muka (PTM) terbanyak, yaitu 165 klaster covid-19. Hal ini berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Terkait 165 temuan klaster itu sebenarnya adalah data selama satu setengah tahun covid ini masuk, artinya bukan kejadian yang selama satu setengah bulan terakhir ini,” kata Juru Bicara Satgas Kuratif Covid-19 Jatim Makhyan Jibril Alfarabi dalam tayangan Metro Siang, Sabtu, 25 September 2021.
Jibril juga menjelaskan hingga saat ini belum ada laporan terkait ditemukannya klaster PTM di Jatim dalam sebulan terakhir. Selain itu, sebanyak 2,8 persen anak didik yang terkonfirmasi positif covid-19 belum tentu berasal dari sekolah.
Jibril mengakui lingkungan Sekolah Dasar (SD) memang harus diwaspadai persebaran covid-19. Hal ini dikarenakan vaksinasi untuk anak usia dibawah 18 tahun belum masif. Selain itu, penyebaran covid-19 di sekolah sulit dideteksi berasal dari atau luar sekolah.
“Penularannya laporan yang banyak itu dari SD, jadi kalau enggak salah itu (penularan) SD 45,97 persen, ini mungkin memang harus diwaspadai,” kata Jibril.
Jibril menegaskan Jatim berani menggelar PTM karena indikator daerahnya sudah sesuai dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota juga diharapkan dapat terus memonitor indikator tersebut. (Widya Finola Ifani Putri)
Surabaya: Jawa Timur (Jatim) menjadi daerah dengan
klaster pembelajaran tatap muka (PTM) terbanyak, yaitu 165 klaster covid-19. Hal ini berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Terkait 165 temuan klaster itu sebenarnya adalah data selama satu setengah tahun covid ini masuk, artinya bukan kejadian yang selama satu setengah bulan terakhir ini,” kata Juru Bicara Satgas Kuratif Covid-19 Jatim Makhyan Jibril Alfarabi dalam tayangan
Metro Siang, Sabtu, 25 September 2021.
Jibril juga menjelaskan hingga saat ini belum ada laporan terkait ditemukannya klaster PTM di Jatim dalam sebulan terakhir. Selain itu, sebanyak 2,8 persen anak didik yang terkonfirmasi positif
covid-19 belum tentu berasal dari sekolah.
Jibril mengakui lingkungan Sekolah Dasar (SD) memang harus diwaspadai persebaran covid-19. Hal ini dikarenakan vaksinasi untuk anak usia dibawah 18 tahun belum masif. Selain itu, penyebaran covid-19 di sekolah sulit dideteksi berasal dari atau luar sekolah.
“Penularannya laporan yang banyak itu dari SD, jadi kalau enggak salah itu (penularan) SD 45,97 persen, ini mungkin memang harus diwaspadai,” kata Jibril.
Jibril menegaskan Jatim berani menggelar PTM karena indikator daerahnya sudah sesuai dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota juga diharapkan dapat terus memonitor indikator tersebut.
(Widya Finola Ifani Putri) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CIN)