Malang: Polresta Malang Kota mengerahkan Satgas Trauma Healing untuk para korban terdampak banjir bandang di Kota Malang, Jawa Timur. Seperti diketahui, banjir bandang yang menerjang Kota Batu, juga berdampak di Kota Malang, Kamis 4 November 2021.
"Tim Trauma Healing Polresta Malang Kota diterjunkan di tempat pengungsian untuk membantu para korban pengungsi," kata Kapolresta Malang Kota, AKBP Budi Hermanto, Jumat 5 November 2021.
Budi mengatakan, dampak banjir bandang ini menyebabkan kerugian secara materi, fisik, maupun secara psikologis bagi sejumlah masyarakat kota Malang. Bahkan, ratusan rumah warga hanyut terbawa banjir.
Warga terdampak yang tinggal di pinggiran sungai tersebut mengungsi ke tempat pengungsian. Kurang lebih sebanyak 400 warga di RW 06 Senaputra Klojen dan warga RW 09 Jatimulyo Lowokwaru mengungsi.
"Tim yang bertajuk Sama Ramah (Satgas Malang Raya Trauma Healing) memberikan layanan pendampingan psikologi berupa PFA (Psychological First Aid) kepada korban bencana banjir dan juga mempersiapkan bantuan fisik sementara berupa makanan dan minuman," jelasnya.
Baca: BMKG Sebut Banjir Bandang di Batu Akibat Hujan Kategori Ekstrem
Pendampingan trauma healing ini dilakukan dengan cara pendekatan yang humanis dan persuasif. Sebab, mulai dari orang dewasa, anak-anak balita, dan usia sekolah mengungsi dengan perbekalan seadanya yang mereka bawa dari tempat tinggal mereka.
"Sehingga trauma healing ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan semangat kepada para korban pengungsi agar terhindar dari trauma psikis yang berkepanjangan," ujarnya.
Tim yang dikerahkan yakni empat personel Polresta Malang Kota. Mereka mendatangi para pengungsi satu per satu memberikan edukasi, analisis tingkat stress dan juga solusi penanganannya.
Mereka juga mengajak anak-anak untuk bermain dan bercerita dimaksudkan untuk mengembalikan tawa ceria mereka. Serta mendengar keluh kesah para korban agar sedikit mengurangi beban psikis yang mereka rasakan akibat bencana banjir ini.
"Anak-anak dan balita kesulitan beradaptasi dengan lingkungan pengungsian saat ini akibat masih terbatasnya sarana fasilitas yang tersedia,. Banyak diantara kesulitan tidur di malam hari dan ada beberapa yang menderita demam dan masuk angin," terangnya.
Malang: Polresta Malang Kota mengerahkan Satgas
Trauma Healing untuk para korban terdampak
banjir bandang di Kota Malang, Jawa Timur. Seperti diketahui, banjir bandang yang menerjang Kota Batu, juga berdampak di Kota Malang, Kamis 4 November 2021.
"Tim Trauma Healing Polresta Malang Kota diterjunkan di tempat pengungsian untuk membantu para korban pengungsi," kata Kapolresta Malang Kota, AKBP Budi Hermanto, Jumat 5 November 2021.
Budi mengatakan, dampak
banjir bandang ini menyebabkan kerugian secara materi, fisik, maupun secara psikologis bagi sejumlah masyarakat kota Malang. Bahkan, ratusan rumah warga hanyut terbawa banjir.
Warga terdampak yang tinggal di pinggiran sungai tersebut mengungsi ke tempat pengungsian. Kurang lebih sebanyak 400 warga di RW 06 Senaputra Klojen dan warga RW 09 Jatimulyo Lowokwaru mengungsi.
"Tim yang bertajuk Sama Ramah (Satgas Malang Raya Trauma Healing) memberikan layanan pendampingan psikologi berupa PFA (Psychological First Aid) kepada korban bencana banjir dan juga mempersiapkan bantuan fisik sementara berupa makanan dan minuman," jelasnya.
Baca: BMKG Sebut Banjir Bandang di Batu Akibat Hujan Kategori Ekstrem
Pendampingan
trauma healing ini dilakukan dengan cara pendekatan yang humanis dan persuasif. Sebab, mulai dari orang dewasa, anak-anak balita, dan usia sekolah mengungsi dengan perbekalan seadanya yang mereka bawa dari tempat tinggal mereka.
"Sehingga trauma healing ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan semangat kepada para korban pengungsi agar terhindar dari trauma psikis yang berkepanjangan," ujarnya.
Tim yang dikerahkan yakni empat personel Polresta Malang Kota. Mereka mendatangi para pengungsi satu per satu memberikan edukasi, analisis tingkat stress dan juga solusi penanganannya.
Mereka juga mengajak anak-anak untuk bermain dan bercerita dimaksudkan untuk mengembalikan tawa ceria mereka. Serta mendengar keluh kesah para korban agar sedikit mengurangi beban psikis yang mereka rasakan akibat bencana banjir ini.
"Anak-anak dan balita kesulitan beradaptasi dengan lingkungan pengungsian saat ini akibat masih terbatasnya sarana fasilitas yang tersedia,. Banyak diantara kesulitan tidur di malam hari dan ada beberapa yang menderita demam dan masuk angin," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)