Hujan Abu Merapi Guyur sebagian Wilayah Magelang
Antara • 01 September 2021 14:12
Magelang: Hujan abu kembali mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, setelah terjadi awan panas guguran Gunung Merapi pada Rabu siang, 1 September 2021.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edi Wasono, mengatakan sedikitnya lima wilayah kecamatan di Kabupaten Magelang terjadi hujan abu.
Awan panas guguran Gunung Merapi pada pukul 10.13 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 42 mm dan durasi 195 detik. Jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya, tinggi kolom 600 meter arah ke barat.
"Wilayah yang terdampak hujan abu paling banyak di Kecamatan Dukun, meliputi Desa Dukun, Krinjing, Ngargomulyo, Kalibening, Keningar, Sewukan, Paten, Banyudono, dan Ngadipuro," kata Edi.
Di Kecamatan Mungkid hujan abu terjadi di Desa Bojong, Ambartawang, dan Bumirejo; di Kecamatan Sawangan di Desa Sawangan, Krogowanan, Kapuhan, Gondowangi, dan Mangunsari; di Kecamatan Muntilan di Desa Tamanagung dan Gondosuli; sedangkan di Kecamatan Salaman di Desa Sidomulyo dan Salaman.
"Hujan abu tipis tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat setempat".
Baca juga: NasDem Gelontor 2,000 Dosis Vaksin Covid-19 di Lumajang
Berdasarkan rekomendasi BPPTKG, potensi bahaya erupsi Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung yang wilayahnya meliputi kawasan perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta itu.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya erupsi Merapi," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya banjir lahar hujan, terutama saat terjadi hujan di seputar puncak Gunung Merapi.
Sedangkan penambangan di alur sungai yang aliran airnya berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan, sedangkan pelaku wisata tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh liima kilomter dari puncak Merapi.
Magelang: Hujan abu kembali mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, setelah terjadi awan panas guguran Gunung Merapi pada Rabu siang, 1 September 2021.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edi Wasono, mengatakan sedikitnya lima wilayah kecamatan di Kabupaten Magelang terjadi hujan abu.
Awan panas guguran Gunung Merapi pada pukul 10.13 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 42 mm dan durasi 195 detik. Jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya, tinggi kolom 600 meter arah ke barat.
"Wilayah yang terdampak hujan abu paling banyak di Kecamatan Dukun, meliputi Desa Dukun, Krinjing, Ngargomulyo, Kalibening, Keningar, Sewukan, Paten, Banyudono, dan Ngadipuro," kata Edi.
Di Kecamatan Mungkid hujan abu terjadi di Desa Bojong, Ambartawang, dan Bumirejo; di Kecamatan Sawangan di Desa Sawangan, Krogowanan, Kapuhan, Gondowangi, dan Mangunsari; di Kecamatan Muntilan di Desa Tamanagung dan Gondosuli; sedangkan di Kecamatan Salaman di Desa Sidomulyo dan Salaman.
"Hujan abu tipis tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat setempat".
Baca juga:
NasDem Gelontor 2,000 Dosis Vaksin Covid-19 di Lumajang
Berdasarkan rekomendasi BPPTKG, potensi bahaya erupsi Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung yang wilayahnya meliputi kawasan perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta itu.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya erupsi Merapi," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya banjir lahar hujan, terutama saat terjadi hujan di seputar puncak Gunung Merapi.
Sedangkan penambangan di alur sungai yang aliran airnya berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan, sedangkan pelaku wisata tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh liima kilomter dari puncak Merapi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)