medcom.id, Denpasar: Agus Tai Andamai menjalani prarekonstruksi pembunuhan Angeline. Tersangka asal Sumba Timur itu melakukan 19 adegan. Namun, Agus tidak memperagakan adegan menjerat leher.
Kuasa hukum Agus, Haposan Sihombing, menuntut polisi mengungkap siapa pelaku penjerat leher Angeline. Ia yakin ada pelaku lain yang membuat bocah kelas dua SD berusia delapan tahun itu meninggal.
"Ini menjadi tugas polisi untuk mengungkap pelaku yang menjerat leher Angeline," kata Haposan usai mengikuti prarekonstruksi di rumah Margaret, ibu angkat Angeline, di Jalan Sedap Malam 26 Denpasar, Bali, Kamis (11/6/2015).
Haposan menjelaskan, dalam prarekonstruksi terlihat ada tali di sekitar lokasi eksekusi. Namun, tali tidak digunakan oleh Agus untuk menjerat leher Angeline. Pembunuhan Angeline terjadi pada 16 Mei lalu. Kemarin, 10 Juni 2015, polisi menemukan jenazah bocah itu terkubur di dekat kandang ayam.
Adanya bekas jeratan tali di leher Angeline dibenarkan oleh Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustiadi. Bekas jeratan ada di hasil autopsi. Dudut mengatakan, Angeline meninggal karena benturan pada pelipis kanan, pelipis kiri, dan dahi yang menyebabkan terjadi pendarahan hebat pada bagian kepala korban. "Tahapan autopsi telah selesai," kata Dudut.
Dalam pemeriksaan forensik juga diketahui bahwa ada beberapa luka yang diderita Angeline sebelum menghembuskan nafas terakhir. Terkait kekerasan seksual yang diduga dilakukan Agus, kata Dudut, pihaknya tidak dapat memastikan. Karena dia tak bisa memeriksa organ vital korban karena kondisi mayat telah membusuk.
medcom.id, Denpasar: Agus Tai Andamai menjalani prarekonstruksi pembunuhan Angeline. Tersangka asal Sumba Timur itu melakukan 19 adegan. Namun, Agus tidak memperagakan adegan menjerat leher.
Kuasa hukum Agus, Haposan Sihombing, menuntut polisi mengungkap siapa pelaku penjerat leher Angeline. Ia yakin ada pelaku lain yang membuat bocah kelas dua SD berusia delapan tahun itu meninggal.
"Ini menjadi tugas polisi untuk mengungkap pelaku yang menjerat leher Angeline," kata Haposan usai mengikuti prarekonstruksi di rumah Margaret, ibu angkat Angeline, di Jalan Sedap Malam 26 Denpasar, Bali, Kamis (11/6/2015).
Haposan menjelaskan, dalam prarekonstruksi terlihat ada tali di sekitar lokasi eksekusi. Namun, tali tidak digunakan oleh Agus untuk menjerat leher Angeline. Pembunuhan Angeline terjadi pada 16 Mei lalu. Kemarin, 10 Juni 2015, polisi menemukan jenazah bocah itu terkubur di dekat kandang ayam.
Adanya bekas jeratan tali di leher Angeline dibenarkan oleh Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustiadi. Bekas jeratan ada di hasil autopsi. Dudut mengatakan, Angeline meninggal karena benturan pada pelipis kanan, pelipis kiri, dan dahi yang menyebabkan terjadi pendarahan hebat pada bagian kepala korban. "Tahapan autopsi telah selesai," kata Dudut.
Dalam pemeriksaan forensik juga diketahui bahwa ada beberapa luka yang diderita Angeline sebelum menghembuskan nafas terakhir. Terkait kekerasan seksual yang diduga dilakukan Agus, kata Dudut, pihaknya tidak dapat memastikan. Karena dia tak bisa memeriksa organ vital korban karena kondisi mayat telah membusuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DOR)