Surabaya: Sebanyak 43 dari 200 santri asal Malaysia dinyatakan positif, setelah tiba di negaranya. Ratusan santri itu dipulangkan dari Pondok Pesantren Al-Fatah, Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Senin, 6 April 2020.
"Kami hanya melakukan prosedur pemeriksaan kesehatan tanpa rapid test. Karena saat pemulangan sekitar 200-an santri asal Malaysia, alatnya (rapid test) sangat terbatas," kata Bupati Magetan Suprawoto, saat video conference bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin malam, 20 April 2020.
Suprawoto menjelaskan, ada sekitar 400-an santri asal Malaysia yang mondok di Pondok Pesantren Al-Fatah. Sekitar 200 santri telah dipulangkan ke Malaysia, sementara 227 sisanya masih bertahan di pondok pesantren.
"Di pondok tersebut terdapat sekitar 22 ribu santri dari berbagai negara, dan juga dari berbagai daerah lain di Jatim. Biasanya para santri akan libur dan pulang pada 10 Ramadan, tapi mereka ingin pulang lebih awal karena kondisi korona," imbuh Suprawoto.
Baca: Desa di Magetan Dikarantina karena Santri Malaysia Positif Covid-19
Suprawoto mengaku tengah menunggu bantuan alat rapid test dari Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Jatim. Kelak akan digunakan ke 227 santri asal Malaysia, yang hendak pulang kampung.
"Kami tidak akan mengizinkan mereka pulang sebelum mereka (santri), dipastikan sehat dan dinyatakan negatif korona," jelasnya.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, mengaku telah mengirim 1.000 alat rapid test dan 2.000 paket alat pelindung diri (APD) dan vitamin C ke Pemkab Magetan. Jumlah itu sesuai permintaan Suprawoto kepada Khofifah.
"Bila perlu tim medis, kami siap mengirim ke Ponpes Al-Fatah Temboro," pungkas Khofifah.
Informasi lengkap tentang perkembangan penanganan pandemi covid-19 bisa langsung diakses di sini:https://www.medcom.id/corona
Surabaya: Sebanyak 43 dari 200 santri asal Malaysia dinyatakan positif, setelah tiba di negaranya. Ratusan santri itu dipulangkan dari Pondok Pesantren Al-Fatah, Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Senin, 6 April 2020.
"Kami hanya melakukan prosedur pemeriksaan kesehatan tanpa
rapid test. Karena saat pemulangan sekitar 200-an santri asal Malaysia, alatnya (
rapid test) sangat terbatas," kata Bupati Magetan Suprawoto, saat video conference bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin malam, 20 April 2020.
Suprawoto menjelaskan, ada sekitar 400-an santri asal Malaysia yang mondok di Pondok Pesantren Al-Fatah. Sekitar 200 santri telah dipulangkan ke Malaysia, sementara 227 sisanya masih bertahan di pondok pesantren.
"Di pondok tersebut terdapat sekitar 22 ribu santri dari berbagai negara, dan juga dari berbagai daerah lain di Jatim. Biasanya para santri akan libur dan pulang pada 10 Ramadan, tapi mereka ingin pulang lebih awal karena kondisi korona," imbuh Suprawoto.
Baca: Desa di Magetan Dikarantina karena Santri Malaysia Positif Covid-19
Suprawoto mengaku tengah menunggu bantuan alat rapid test dari Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Jatim. Kelak akan digunakan ke 227 santri asal Malaysia, yang hendak pulang kampung.
"Kami tidak akan mengizinkan mereka pulang sebelum mereka (santri), dipastikan sehat dan dinyatakan negatif korona," jelasnya.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, mengaku telah mengirim 1.000 alat
rapid test dan 2.000 paket alat pelindung diri (APD) dan vitamin C ke Pemkab Magetan. Jumlah itu sesuai permintaan Suprawoto kepada Khofifah.
"Bila perlu tim medis, kami siap mengirim ke Ponpes Al-Fatah Temboro," pungkas Khofifah.
Informasi lengkap tentang perkembangan penanganan pandemi covid-19 bisa langsung diakses di sini:https://www.medcom.id/corona Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)