Semarang: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Dalam rapat itu, kepala daerah se-Indonesia diminta menyiapkan skema dan mengantisipasi lonjakan harga pangan menjelang akhir tahun.
"Beberapa komoditas, khususnya volatile food ini menjadi perhatian. Ada telur, ada beras yang mulai merangkak, telur mulai naik, beras yang premium tidak tapi yang medium merangkak naik," kata Ganjar di Ruang Rapat Gedung A Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Senin, 28 November 2022.
Harga beras kualitas medium di Jawa Tengah saat ini berada di kisaran Rp11.679, harga cabai merah Rp27.995 per kilogram dan harga cabai rawit Rp31.716 per kilogram. Semua harga tersebut stabil berdasarkan data terakhir per 25 November 2022.
Sementara itu, tingkat inflasi Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Year on Year (YoY) pada bulan September 2022 yaitu 6,40 persen. Namun hingga Oktober 2022, tingkat inflasi Provinsi Jawa Tengah berhasil ditekan di angka 6,00 persen.
Kemudian untuk pertumbuhan ekonomi daerah hingga Triwulan III tahun 2022, Provinsi Jawa Tengah berhasil tumbuh hingga 5,28 persen dan hanya terpaut sedikit dari pertumbuhan ekonomi nasional yakni 5,72 persen.
Ganjar menjelaskan upaya antisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok dan komoditas telah dilakukan. Antara lain dengan menggencarkan operasi pasar untuk memastikan persediaan, suplai, dan kestabilan harga di pasar.
"Lakukan operasi pasar, pastikan stoknya tercukupi, pastikan transportasinya tercukupi dan membantu. Kalau itu terjadi maka kita akan bergerak bersama karena sebentar lagi trennya akan naik," jelas Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar juga menginstruksikan jajarannya untuk mengecek langsung sejumlah gudang penyimpanan bahan pokok dan komoditas pangan. Hal itu, selain untuk mengantisipasi kenaikan harga akibat kelangkaan persediaan, juga untuk menekan laju inflasi di Jawa Tengah serta memastikan ketahanan pangan.
"Setelah rapat ini kita minta sekarang sampai Januari semua harus turun terus ke lapangan, mengecek di pasar dan memastikan suplainya aman, harganya terjangkau. Sehingga kalau ada yang naik dan sifatnya drastis, bisa cepat dilakukan intervensi," jelas Ganjar.
Semarang: Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo bersama Tim Pengendali
Inflasi Daerah (TPID), mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Dalam rapat itu, kepala daerah se-Indonesia diminta menyiapkan skema dan mengantisipasi lonjakan harga
pangan menjelang akhir tahun.
"Beberapa komoditas, khususnya
volatile food ini menjadi perhatian. Ada telur, ada beras yang mulai merangkak, telur mulai naik, beras yang premium tidak tapi yang medium merangkak naik," kata Ganjar di Ruang Rapat Gedung A Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Senin, 28 November 2022.
Harga beras kualitas medium di Jawa Tengah saat ini berada di kisaran Rp11.679, harga cabai merah Rp27.995 per kilogram dan harga cabai rawit Rp31.716 per kilogram. Semua harga tersebut stabil berdasarkan data terakhir per 25 November 2022.
Sementara itu, tingkat inflasi Provinsi Jawa Tengah berdasarkan
Year on Year (YoY) pada bulan September 2022 yaitu 6,40 persen. Namun hingga Oktober 2022, tingkat inflasi Provinsi Jawa Tengah berhasil ditekan di angka 6,00 persen.
Kemudian untuk pertumbuhan ekonomi daerah hingga Triwulan III tahun 2022, Provinsi Jawa Tengah berhasil tumbuh hingga 5,28 persen dan hanya terpaut sedikit dari pertumbuhan ekonomi nasional yakni 5,72 persen.
Ganjar menjelaskan upaya antisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok dan komoditas telah dilakukan. Antara lain dengan menggencarkan operasi pasar untuk memastikan persediaan, suplai, dan kestabilan harga di pasar.
"Lakukan operasi pasar, pastikan stoknya tercukupi, pastikan transportasinya tercukupi dan membantu. Kalau itu terjadi maka kita akan bergerak bersama karena sebentar lagi trennya akan naik," jelas Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar juga menginstruksikan jajarannya untuk mengecek langsung sejumlah gudang penyimpanan bahan pokok dan komoditas pangan. Hal itu, selain untuk mengantisipasi kenaikan harga akibat kelangkaan persediaan, juga untuk menekan laju inflasi di Jawa Tengah serta memastikan ketahanan pangan.
"Setelah rapat ini kita minta sekarang sampai Januari semua harus turun terus ke lapangan, mengecek di pasar dan memastikan suplainya aman, harganya terjangkau. Sehingga kalau ada yang naik dan sifatnya drastis, bisa cepat dilakukan intervensi," jelas Ganjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)